8. Bahan
Galian Industri
8.1 Pendahuluan
Bahan
galian merupakan mineral asli dalam bentuk aslinya, yang dapat ditambang untuk
keperluan manusia. Mineral-mineral dapat terbentuk menurut berbagai macam
proses, seperti kristalisasi magma, pengendapan dari gas dan uap, pengendapan
kimiawi dan organik dari larutan pelapukan, metamorfisme, presipitasi dan
evaporasi, dan sebagainya (Katili, R.J. 1966).
8.2 penggolongan bahan galian dan bahan galian industry
8.2.1
bahan galian
8.2.1.1
bahan galian
berdasarkan sumbernya
Klasifikasi bahan galian industry dapat
ditentukan berdasarkan asal bahan galian yang diperoleh. Berdasarkan sumber
diperolehnya bahan galian industry tersebut, maka bahan galian industry dapat
diklasifikasikan sebagai berikut.
1.
Bahan
galian industry yang berkaitan dengan batuan sedimen
2.
Bahan
galian industry yang berkaitan dengan batuan gunung berapi
3.
Bahan
galian yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam da basa
4.
Bahan
galian yang berkaitan dengan endapan residu dan endapan letakan
5.
Bahan
galian industry yang berkaitan dengan proses perubahan hydrothermal
6.
Bahan
galian industry yang berkaitan dengan batuan malihan
8.2.1.2
Penggolongan
bahan galian berdasarkan pemanfaatannya dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu:
1. Bahan galian Logam / Bijih (Ore);
merupakan bahan galian yang bila dioleh dengan teknologi tertentu akan dapat
diambil dan dimanfaatkan logamnya, seperti timah, besi, tembaga, nikel, emas,
perak, seng, dll
2. Bahan galian Energi; merupakan bahan galian
yang dimanfaatkan untuk energi, misalnya batubara dan minyak bumi.
3.Bahan galian Industri; merupakan bahan galian yang
dimanfaatkan untuk industri, seperti asbes, aspal, bentonit, batugamping,
dolomit, diatomae, gipsum, halit, talk, kaolin, zeolit, tras.
8.2.2.3 Penggolongan bahan galian di
Republik Indonesia
Di
Indonesia, penggolongan bahan galian dapat dilihat dalam Undang-Undang No 11
tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan. Dalam UU ini, bahan
galian dibagi atas tiga golongan :
§ golongan
bahan galian strategis (Golongan A)
§ golongan
bahan galian vital (Golongan B)
§ golongan
bahan galian yang tidak termasuk dalam Golongan A atau B.
Penggolongan bahan-bahan galian
didasari pada :
a. Nilai
strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara;
b. Terdapatnya
sesuatu bahan galian dalam alam (genese);
c. Penggunaan
bahan galian bagi industri;
d. Pengaruhnya
terhadap kehidupan rakyat banyak;
e. Pemberian
kesempatan pengembangan pengusaha;
f. Penyebaran
pembangunan di Daerah
Selanjutnya UU 11/1967 ini
ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Tentang Penggolongan Bahan Galian
(PP No 27/1980), yang menyatakan sebagai berikut:
a. Golongan bahan galian yang
strategis adalah:
- minyak
bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam;
- bitumen
padat, aspal;
- antrasit,
batubara, batubara muda;
- uranium,
radium, thorium dan bahan-bahan galian radioaktip lainnya;
- nikel,
kobalt;
- timah
b. Golongan bahan galian yang vital
adalah:
- besi,
mangan, molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan;
- bauksit,
tembaga, timbal, seng;
- emas,
platina, perak, air raksa, intan;
- arsin,
antimon, bismut;
- yttrium,
rhutenium, cerium dan logam-logam langka lainnya;
- berillium,
korundum, zirkon, kristal kwarsa;
- kriolit,
fluorpar, barit;
- yodium,
brom, khlor, belerang;
c. Golongan bahan galian yang tidak
termasuk golongan A atau B adalah:
- nitrat-nitrat,
pospat-pospat, garam batu (halite);
- asbes,
talk, mika, grafit, magnesit;
- yarosit,
leusit, tawas (alum), oker;
- batu
permata, batu setengah permata;
- pasir
kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit;
- batu
apung, tras, obsidian, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers earth);
- marmer,
batu tulis;
- batu
kapur, dolomit, kalsit;
- granit,
andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak mengandung
unsur-unsur mineral golongan a amupun golongan b dalam jumlah yang
berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.
Sementara itu, dalam bagian Penjelasan, dicantumkan bawa
arti penggolongan bahan-bahan galian adalah :
1.
Bahan galian Strategis berarti
strategis untuk Pertahanan dan Keamanan serta Perekonomian Negara;
2.
Bahan galian Vital berarti dapat
menjamin hajat hidup orang banyak;
3.
Bahan galian yang tidak termasuk
bahan galian Strategis dan Vital berarti karena sifatnya tidak langsung
memerlukan pasaran yang bersifat internasional.
Dari penggolongan bahan galian di
atas, terlihat bahwa bahan galian industri sebagian besar termasuk ke dalam
bahan galian golongan C, walaupun beberapa jenis termasuk dalam bahan galian
golongan yang lain.
8.2.2 Bahan Galian
Industri
8.2.2.1 Penggolongan bahan galian
industri berdasarkan cara terbentuknya
Penggolongan
bahan galian industri berdasarkan atas asosiasi dengan batuan tempat
terdapatnya, dengan mengacu pada Tushadi dkk [1990, dalam Sukandarumidi, 1999]
adalah sebagai berikut :
a. Kelompok I : BGI yang
berkaitan dengan Batuan Sedimen,
kelompok ini dapat dibagi menjadi :
·
Sub Kelompok A : BGI yang berkaitan
dengan batugamping : Batugamping, dolomit, kalsit, marmer, oniks, Posfat,
rijang, dan gipsum.
·
Sub Kelompok B : BGI yang berkaitan
dengan batuan sedimen lainnya : bentonit, ballclay dan bondclay, fireclay,
zeolit, diatomea, yodium, mangan, felspar.
b. Kelompok II, BGI
yang berkaitan dengan batuan gunung api : obsidian, perlit, pumice, tras,
belerang, trakhit, kayu terkersikkan, opal, kalsedon, andesit dan basalt, paris
gunung api, dan breksi pumice.
c. Kelompok III,
BGI yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam & ultra basa :
granit dan granodiorit, gabro dan peridotit, alkali felspar, bauksit, mika, dan
asbes
d. Kelompok IV, BGI
yang berkaitan dengan batuan endapan residu & endapan letakan : lempung,
pasir kuarsa, intan, kaolin, zirkon, korundum, kelompok kalsedon, kuarsa
kristal, dan sirtu
e. Kelompok
V, BGI yang berkaitan dengan proses perubahan hidrotermal : barit, gipsum,
kaolin, talk, magnesit, pirofilit, toseki, oker, dan tawas.
f. Kelompok
VI, BGI yang berkaitan dengan batuan metamorf : kalsit, marmer, batusabak,
kuarsit, grafit, mika dan wolastonit.
8.2.2.2 Penggolongan
bahan galian industri berdasarkan pemanfaatannya
Sebagaimana telah dituliskan pada bagian
sebelumnya, bahan galian industri adalah bahan galian tambang bukan bijih yang
digunakan sebagai bahan baku industri; penggunaan dalam industri banyak
ditentukan oleh sifat fisika seperti warna, ukuran partikel, kekerasan,
plastisitas, daya serap, dan lain-lain. Adapun bahan bangunan / bahan galian
kontruksi tidak lain adalah bahan galian industri yang belum disebtuh rekayasa
teknik. Oleh sebab itu, dengan semakin majunya rekayasa teknik tidak tertutup
kemungkinan jenis bahan galian industri akan bertambah jenisnya.
Berbagai klasifikasi bahan galian
industri telah dipublikasikan oleh para ahli, namun sampai saat ini masih terus
didiskusikan. Para ahli tersebut umumnya, mengelompokkan Bahan Galian Industri
berdasarkan pemanfaatannya, misalnya Noetsaller (1988) "Profile of
Industrial Minerals by End-uses Classes", dan lain-lain.
8.3
pengolahan bahan galian
Pengolahan Bahan
Galian merupakan proses pemisahan mineral berharga dari mineral tidak berharga
(gangue), yang dilakukan secara mekanis, menghasilkanproduk yang kaya mineral
berharga (konsentrat) dan produk yang mineralnya berkadar rendah (tailing).
Proses pemisahan ini didasarkan atas sifat fisik mineral maupun sifat kimia
fisika permukaan mineral dan diupayakan menguntungkan.
Keuntungan dari Pengolahan Bahan
Galian adalah :
1. Secara Ekonomis
1. Secara Ekonomis
a.
Mengurangi ongkos angkut tiap ton logam dari lokasi penambangan ke pabrik
pengolahan, karena sebagian mineral tidak berharga (waste mineral) telah
terbuang selama proses pengolahan dan kadar bijih sudah ditingkatkan.
b. Mengurangi jumlah Flux yang ditambahkan dalam peleburan serta mengurangi metal yang hilang bersama Slag.
c. Mengurangi biaya peleburan tiap ton logam yang dihasilkan, sebab dalam peleburan tonase logan yang dihasilkan lebih banyak (dalam waktu yang sama) bila dibandingkan dengan peleburan tanpa diawali dengan Pengolahan Bahan Galian.
b. Mengurangi jumlah Flux yang ditambahkan dalam peleburan serta mengurangi metal yang hilang bersama Slag.
c. Mengurangi biaya peleburan tiap ton logam yang dihasilkan, sebab dalam peleburan tonase logan yang dihasilkan lebih banyak (dalam waktu yang sama) bila dibandingkan dengan peleburan tanpa diawali dengan Pengolahan Bahan Galian.
2.SecaraTeknis
a. Pengolahan Bahan Galian akan menghasilkan konsentrat yang mempunyai kadar mineral berharga relatif tinggi, sehingga lebih memudahkan untuk mengambil metalnya.
b. Ada kemungkinan konsentratnya mengandung lebih dari satu mineral berharga, maka ada kemungkinan dapat diambil logam yang lain sebagai hasil sampingan.
a. Pengolahan Bahan Galian akan menghasilkan konsentrat yang mempunyai kadar mineral berharga relatif tinggi, sehingga lebih memudahkan untuk mengambil metalnya.
b. Ada kemungkinan konsentratnya mengandung lebih dari satu mineral berharga, maka ada kemungkinan dapat diambil logam yang lain sebagai hasil sampingan.
8.3.1
Studi bahan baku :
Proses Pengolahan Bahan Galian
merupaka jembatan antara penambangan dengan eksstaksi logam (metallurgi
ekstraksi). Karena Pengolahan Bahan Galian mendasarkan atas sifat fisik
mineral, maka informasi mengenai mineral yang terkandung dalam bahan galian
sangan diperlukan, misalnya :
1. Macam dan komposisi mineral dalam bahan galian
2. Kadar masing-masing mineral
3. Besar kecilnya ukuran (distribusi ukuran)
4. Derajat liberasi (kebebasan) dari mineral
Derajat Liberasi adalah perbandingan antara mineral yang terliberasi sempurana dengan jumlah mineral yang sama keseluruhan.
5. Sifat fisik mineral, antara lain :
a. Hardness (kekerasan), Structure dan Fracture
1. Macam dan komposisi mineral dalam bahan galian
2. Kadar masing-masing mineral
3. Besar kecilnya ukuran (distribusi ukuran)
4. Derajat liberasi (kebebasan) dari mineral
Derajat Liberasi adalah perbandingan antara mineral yang terliberasi sempurana dengan jumlah mineral yang sama keseluruhan.
5. Sifat fisik mineral, antara lain :
a. Hardness (kekerasan), Structure dan Fracture
Sifat ini diperlukan dalam
menentukan alat penghancur
b. Ikatan mineral dan besar kecilnya Kristal
b. Ikatan mineral dan besar kecilnya Kristal
Berkaitan dengan derajat
liberasi. Semakin tinggi derajat liberasi akan semakin sempurna proses
pengolahan
c. Warna dan Kilap
Berkaitan dengan proses pengolahan secara hand sortng/hand picking, yaitu pemisahan yang dilakukan secara manual (tangan biasa)
d. Spesific Grafity (SG)
Berkaitan dengan pengolahan konsentrasi gravitasi
e. Magnetic Suceptibility (sifat kemagnetan)
Berkaitan dengan pengolahan Magnetic Separator
f. Electro Conductivity (daya hantar listrik)
Berkaitan dengan pengolahan Electristatic Separation atau High Tension Separation
g. Sifat permukaan (senang tidaknya terhadap udara)
Berkaitan dengan pengolahan Flotasi
c. Warna dan Kilap
Berkaitan dengan proses pengolahan secara hand sortng/hand picking, yaitu pemisahan yang dilakukan secara manual (tangan biasa)
d. Spesific Grafity (SG)
Berkaitan dengan pengolahan konsentrasi gravitasi
e. Magnetic Suceptibility (sifat kemagnetan)
Berkaitan dengan pengolahan Magnetic Separator
f. Electro Conductivity (daya hantar listrik)
Berkaitan dengan pengolahan Electristatic Separation atau High Tension Separation
g. Sifat permukaan (senang tidaknya terhadap udara)
Berkaitan dengan pengolahan Flotasi
8.3.2
Tahapan
Pengolahan Bahan Galian
Dalam kegiatan Pengolahan Bahan
Galian terdapat beberapa tahap yang dilakukan, yaitu :
1. Preparasi
1. Preparasi
a.
Kominusi
Adalah
proses mereduksi ukuran butir sehingga menjadi lebih kecil dari ukuran semula.
Kominusi
atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses PBG yang bertujuan
untuk :
- Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material pengotornya.
- Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada proses berikutnya.
- Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya reagen flotasi.
Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :
1.
Peremukan / pemecahan (crushing)
2.
Penggerusan / penghalusan (grinding)
Disamping
itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri dari beberapa
tahap, yaitu :
-
Tahap pertama / primer (primary stage)
-
Tahap kedua / sekunder (secondary stage)
-
Tahap ketiga / tersier (tertiary stage)
-
Kadang-kadang ada tahap keempat / kwarter (quaternary stage)
Peremukan
/ Pemecahan (Crushing)
Peremukan adalah proses reduksi ukuran dari bahan galian /
bijih yang langsung dari tambang (ROM = run of mine) dan berukuran besar-besar
(diameter sekitar 100 cm) menjadi ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5
cm.
Peralatan
yang dipakai antara lain adalah :
1.
Jaw crusher
2.
Gyratory crusher
3.
Cone crusher
4.
Roll crusher
5.
Impact crusher
6.
Rotary breaker
7.
Hammer mill
Penggerusan
/ Penghalusan (Grinding)
Penggerusan
adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah berukuran 2,5 cm
menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses penggerusan dibutuhkan media
penggerusan yang antara lain terdiri dari :
1.
Bola-bola baja atau keramik (steel
or ceramic balls).
1.
Batang-batang baja (steel rods).
2.
Campuran bola-bola baja dan bahan
galian atau bijihnya sendiri yang disebutsemi autagenous mill (SAG).
3.
Tanpa media penggerus, hanya bahan
galian atau bijihnya yang saling menggerus dan disebut autogenous mill.
Peralatan
penggerusan yang dipergunakan adalah :
1.
Ball mill dengan media
penggerus berupa bola-bola baja atau keramik.
1.
Rod mill dengan media penggerus
berupa batang-batang baja.
2.
Semi autogenous mill (SAG) bila
media penggerusnya sebagian adalah bahan galian atau bijihnya sendiri.
3.
Autogenous mill bila media
penggerusnya adalah bahan galian atau bijihnya sendiri.
b.
Sizing
Setelah bahan
galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh bermacam-macam
ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan berdasarkan ukuran
partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada proses pengolahan yang
berikutnya.
-Screening
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Produk
dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
-
Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
-
Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).
Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium adalah
:
1.
Hand sieve
2.
Vibrating sieve
series / Tyler vibrating sive
3.
Sieve shaker / rotap
4.
Wet and dry sieving
Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industri antara lain
:
1.
Stationary grizzly
2.
Roll grizzly
3.
Sieve bend
4.
Revolving screen
5.
Vibrating screen (single deck,
double deck, triple deck, etc.)
6.
Shaking screen
7.
Rotary shifter
-Classsfying
Adalah pemisahan butir mineral yang mendasarkan pada kecepatan jatuhnya material dalam suatu media (air atau udara) sehingga hasilnya tidak seragam. Alat yang dipergunakan adalah classifier. Kecepatan jatuh mineral dipengaruhi oleh ; SG, volume dan bentuk mineral.
Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu :
-
Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas
disebutoverflow.
-
Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian bawah
(dasar) disebut underflow.
Proses
pemisahan dalam classifier dapat terjadi dalam tiga cara (concept),
yaitu :
1.
Partition concept
2.
Tapping concept
3.
Rein concept
Hal
ini dapat berlangsung apabila sejumlah partikel dengan bermacam-macam ukuran
jatuh bebas di dalam suatu media atau fluida (udara atau air), maka setiap
partikel akan menerima gaya berat dan gaya gesek dari media. Pada saat
kecepatan gerak partikel menjadi rendah (tenang/laminer), ukuran partikel yang
besar-besar mengendap lebih dahulu, kemudian diikuti oleh ukuran-ukuran yang
lebih kecil, sedang yang terhalus (antara lain slimes) akan tidak sempat
mengendap.
Peralatan
yang umum dipakai dalam proses klasifikasi adalah :
1.
Scrubber
2.
Log washer
3.
Sloping tank classifier (rake,
spiral & drag)
4.
Hydraulic bowl classifier
5.
Hydraulic clindrical tank classifier
6.
Hydraulic cone classifier
7.
Counter current classifier
8.
Pocket classifier
9.
Hydrocyclone
10. Air separator
11. Solid bowl centrifuge
12. Elutriator
PENINGKATAN
KADAR ATAU KONSENTRASI (CONCENTRATION)
Merupakan proses pemisahan antara mineral berharga dengan
mineral tidak berharga sehingga didapat kadar yang lebih tinggi dan
menguntungkan. Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal)
dapat diolah lebih lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar
bahan galian itu harus ditingkatkan dengan proses konsentrasi. Sifat-sifat
fisik mineral yang dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi adalah :
-
Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses konsentrasi gravitasi dan
media berat.
-
Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses konsentrasi elektrostatik.
-
Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses konsentrasi magnetik.
-
Perbedaan sifat permukaan partikel untuk proses flotasi.
Ada beberapa cara
pemisahan yang mendasarkan sifat fisik mineral, diantaranya adalah :
a. Pemilahan (Sorting)
Bila
ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan tangan (manual),
artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan untuk dibuang.
b. Warna, Kilap, Bentuk Kristal
Konsentrasi yang dilakukan dengan tangan biasa (hand picking)
c. Spesific Gravity (Gravity Concentration)
adalah konsentrasi berdasarkan berat jenis material. Oleh karena itu untuk mengetahui berhasil atau tidaknya proses konsentrasi gravimetri, harus di cek harga kriteria konsentrasinya.
Bila KK > 2,5 atau harganya
negatif, maka antar mineral berat dengan mineral ringan dalam bahan galian mudah
untuk dipisahkan secara konsentrasi gravimetri.
Bila KK = 1,75, maka pemisahan dapat berjalan baik manakala ukuran butirnya 60# - 100#
Bila KK = 1,50, agak sulit dipisahkan, namum dapat dilakukan pemisahan bila ukurannya 10#
Bila KK
Bila KK = 1,75, maka pemisahan dapat berjalan baik manakala ukuran butirnya 60# - 100#
Bila KK = 1,50, agak sulit dipisahkan, namum dapat dilakukan pemisahan bila ukurannya 10#
Bila KK
d.Magnetic
Susceptibility (sifat kemagnetan)
Adalah proses konsentrasi yang
memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan (magnetic susceptibility) yang dimiliki
mineral. Sifat kemagnetan bahan galian ada 3 (tiga) macam, yaitu :
- Ferromagnetic, yaitu bahan galian (mineral) yang sangat kuat untuk ditarik oleh medan magnet. Misalnya magnetit (Fe3 O4).
- Ferromagnetic, yaitu bahan galian (mineral) yang sangat kuat untuk ditarik oleh medan magnet. Misalnya magnetit (Fe3 O4).
- Paramagnetic,
yaitu bahan galian yang dapat tertarik oleh medan magnet. Contohnya hematit (Fe2 O3),
ilmenit (Se Ti O3) dan pyrhotit (Fe S).
- Diamagnetic,
yaitu bahan galian yang tak tertarik oleh medan magnet. Misalnya : kwarsa (Si O2)
dan feldspar [(Na, K, Al) Si3 O8].
Jadi
produk dari proses konsentrasi yang berlangsung basah ini adalah :
-
Mineral-mineral magnetik sebagai konsentrat.
-
Mineral-mineral non-magnetik sebagai ampas (tailing).
Berdasarkan
sifat kemagnetan yang berbeda-beda itulah mineral dapat dipisahkan dengan alat
yang disebut magnetic separator. Alat ini bekerja berdasarkan pada kuat
lemahnya mineral tersebut tertarik oleh magnet sehingga dapat terpisah antara
mineral magnetik dan non magnetik. Pemisahan dapat dilakukan dalam keadaan
kering atau basah.
Peralatan
yang dipakai disebut magnetic separator yang terdiri dari :
1.
Induced roll dry magnetic separator.
2.
Wet drum low intensity magnetic separator yang
arah aliran dapat :
- concurrent
- countercurrent
- counter rotation
Sedang letak magnetnya bisa :
- Suspended magnets
- Suspended magnets with continuous
removal
- Cobbing drum
d. Electric Conductivity (daya
hantar listrik)
Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat konduktor (mudah menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir konduktor) dari mineral.
Merupakan proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat konduktor (mudah menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir konduktor) dari mineral.
Kendala proses konsentrasi ini adalah :
-
Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak terlalu
besar.
-
Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu yang
berterbangan.
Mineral-mineral yang bersifat konduktor antara lain adalah :
- Magnetit (Fe3 O4)
- Kasiterit (Sn O2)
- Ilmenit (Fe Ti O3)
- Molibdenit (Mo S2)
- Wolframit [(Fe, M) WO4]
- Galena (Pb S)
- Pirit (Fe S2)
Produk dari proses konsentrasi ini adalah :
- Mineral-mineral konduktor sebagai
konsentrat.
- Mineral-mineral non-konduktor sebagai
ampas (tailing).
Peralatan yang biasa
dipakai adalah :
1.
Electrodynamic separator (high
tension separator).
2.
Electrostatic separator yang
terdiri dari :
- plate
electrostatic separator
- screen
electrostatic separator
e.
Sifat permukaan mineral
Merupakan proses konsentrasi berdasarkan sifat “senang terhadap udara” atau “takut terhadap air” (hydrophobic). Pada umumnya mineral-mineral oksida dan sulfida akan tenggelam bila dicelupkan ke dalam air, karena permukaan mineral-mineral itu bersifat “suka akan air” (hydrophilic). Tetapi beberapa mineral sulfida, antara lain kalkopirit (Cu Fe S2), galena (Pb S), dan sfalerit (Zn S) mudah diubah sifat permukaannya dari suka air menjadi suka udara dengan menambahkan reagen yang terdiri dari senyawa hidrokarbon. Sejumlah reagen kimia yang sering digunakan dalam proses flotasi adalah :
1.
Pembuih (frother) yang
berfungsi sebagai pen-stabil gelembung-gelembung udara. Misalnya : methyl
isobuthyl carbinol (MIBC), minyak pinus, dan terpentin.
2.
Kolektor / pengumpul
(collector) yang bisa mengubah sifat permukaan mineral yang semula suka
air menjadi suka udara. Contohnya : xanthate, thiocarbonilid, asam oleik, dll.
3.
Penekan / pencegah
(depresant) yang berguna untuk mencegah agar mineral pengotor tidak ikut
menempel pada udara dan ikut terapung. Misalnya : Zn SO4untuk
menekan Zn S.
4.
Pengatur keasaman (pH
regulator) yang berfungsi untuk mengatur tingkat keasaman proses flotasi.
Misalnya : HCl, HNO3, Ca (OH)3, NH4 OH,
dll.
Produk
flotasi ada 3 (tiga) macam, yaitu :
-
Konsentrat (concentrate) yang berupa mineral-mineral yang ikut terapung
(mineral-mineral apungan) dengan gelembung-gelembung udara.
-
Amang (middling) yang merupakan mineral-mineral apungan yang masih mengandung
banyak mineral-mineral pengotor.
-
Ampas (tailing) yang tenggelam terdiri dari mineral-mineral pengotor.
Peralatan
yang biasa dipakai adalah :
1.
Mechanical flotation yang
terdiri dari berbagai variasi antara lain :
- Agitair
cell
- Denver
cell
- Krupp
cell
- Outokumpu
cell
- Wemco-Fagregren
cell
1.
Pneumatic flotation yang terdiri
dari variasi :
- Column cell
- Cyclo cell
- Davcra cell
- Flotaire cell
3.Dewatering
Merupakan proses pemisahan antara cairan dengan padatan. Proses ini tidak dapat dilakukan sekaligus tetapi harus secara bertahap, yaitu dengan cara :
Merupakan proses pemisahan antara cairan dengan padatan. Proses ini tidak dapat dilakukan sekaligus tetapi harus secara bertahap, yaitu dengan cara :
a.Thickening
Yaitu proses pemisahan antara padatan dengan cairan yang mendasarkan atas kecepatan mengendap partikel atau mineral tersebut dalam suatu pulp. Alat yang digunakan adalah thickener, yang mana alat ini mencapai % solid sebesar 50% (solid factor = 1)
Peralatan
yang biasa dipakai adalah :
1.
Rake thickener.
2.
Deep cone thickener.
3.
Free flow thickener.
b.Filtrasi
Adalah proses pemisahan antara padatan dengan cairan dengan cara menyaring (dengan filter) sehingga didapatkan solid factor sama dengan empat (persen solid = 80%)
Peralatan
yang dipakai adalah :
1.
Vacuum (suction) filters yang
terdiri dari :
- intermitten, misalnya Moore leaf
filter.
- Continuous ada beberapa tipe, yaitu
:
* bentuk silindris / tromol (drum type), misalnya :
Oliver filter, Dorrco filter.
* bentuk cakram (disk type) berputar, contohnya
: American filter.
* bentuk lembaran berputar (revolving leaf
type), contohnya : Oliver filter.
* bentuk meja (desk type), misalnya : Caldecott
sand table filter.
1.
Pressure filter, misalnya :
-
Merrill plate and frame filter
-
Kelly pressure filter
-
Burt revolving filter
c.Drying
Adalah proses penghilangan air dari padatan dengan cara pemanasan sehingga padatan benar-benar bebas dari cairan (% solid = 100%)
1.
Hearth type drying/air dried/air
baked, yaitu pengeringan yang dilakukan di atas lantai oleh sinar matahari dan
harus sering diaduk (dibolak-balik).
2.
Shaft drier, ada dua macam, yaitu :
- tower drier, material (mineral) yang
basah dijatuhkan di dalam saluran silindris vertikal yang dialiri udara panas
(80o – 100o).
- rotary
drier, material yang basah dialirkan ke dalam silinder panjang yang diputar
pada posisi agak miring dan dialiri udara panas yang berlawanan arah.
1.
Film type drier (atmospheric
drum drier) ; silinder baja yang di dalamnya dialiri uap air (steam). Jarang
dipakai.
2.
Spray drier, material halus yang
basah dan disemburkan ke dalam ruangan panas ; material yang kering akan
terkumpul di bagian bawah ruangan. Cara ini juga jarang dipakai.
4.
operasi tambahan
operasi
ini juga sangat besar artinya dalm proses. Pengolahan atau operasi yang
dijalankan yang meliputi :
a.
Feeding, yaitu merupakan proses
memasukkan feed kedalam unit konsentrasi secara tetap dan lancer baik beratnya
feed maupun volumenya
b.
Sampling yaitu merupakan proses
pengambialn contoh yang sesedikit mungkin yang mewakili biji seluruhnya. Setiap
proses konsentrasi selalu dilakukan sampling, ini dengan tujuan untuk
mengontrol apakah operasi yang dilakukan ini berlangsung sesuai keingina atau
tidak. Dalam sampling ini hasilnya akan lebih baik jika
pengambilan sampel dilakukan berkali- kali dalam jumlah yang sedikit
daripada sekali tetapi jumlahnya banyak.
8.3.3
pengolahan bahan galian industry
pengolahan
bahan galian industry bertujuan untuk meningkatkan mutu dan berbagai nilai, seperti tingkat
konsentrat, kadar suatu unsure kimia, mutu fisik, mutu bentuk dan penampilan.
Table 1.1 tujuan dan system pengolahan bahan galian industry
Tujuan
|
sistem
|
contoh
|
Pemurnian dengan konsentrasi
|
Alat konsentrasi
|
Feldfar dan zirkom
|
Peningkatan kadar suatu unsur
|
Alat konsentrasi dan proses kimia
|
Belerang hasil penyulingan
|
Peningkatan sifat kimia
|
Pembakaran dengan tungku
Pengaktifan secara kimia
|
Batu kapur bakar (CaO) dan Zeoliit
|
Peningkatan sifat fisik
|
Alat konsentrasi ;
-Pemecahan
-delamasi
|
Kaolin berlapis sifat viscositas
keputihan tinggi
|
Peningkatan bentuk dan penampilan
|
Pemolesan dan pembentukan
|
Marmer dan batu permata
|
a.
pemurnian
penambangan intan yang dipisahkan oleh mineral lain
dilakukan dengan konsep konsentrasi berdasarkan atas gaya berat seperti meja
goyang (shaking table), dan alat-alat jig. Pemurnian feldsfar dilakukan dengan
menggunakan proses aya berat dan flotasi untuk menghasilkan feldspar bermutu
tinggi. Pemurnian fosfat dilakukan dengan proses flotasi, sedangkan barit
serbuk yang merupakan hasil pengolahan tailing pertambangan emas di pulau diolah
dengan cyclone classifier dan pengering (dryer)
b.
peningkatan kadar suatu unsure
pengolahan belerang dilakukan dengan proses
penyulingan(frazer) dalam uusaha mendapatkan belerang yyangg bermutu tinggii.
Pemurnian pasir besi dengan memperhatikan berat jenis dengan mineral lain dan
sifat kemagnitannya telah dilakukan di penambangan pasir besi di cilacap.
c.
Peningkatan sifat kimia
Peningkatan sifat kimia yang telah dilakukan adalah pembakaran
batu gamping untuk mendapatkan kalsiium oksida. Peningkatan mutu zeolit
dilakukan dengan benefisiasi dan kimia yang telah berhasil meningkatkan nilai jualnya.
d.
Peningkatan sifat kimia
Pengolahan
kaoling untuk meningkatkan kehalusan dan keputihan dengan pencampuran(blending)
untuk mendapatkan kaolin dengan mutu yang prima.
e.
Peningkatan bentuk permukaan
Cara ini diterapkan terutama untuk bahan bangunan dan baut
hias. Pengolahan dapat dilakukan dengan pemotongan dan penggosokkan.
8.4
pemanfaatan bahan galian dan bahan galian industry
8.4.1 Batu pualam(marmer)
Batu
pualam adalah hasil proses metamorfosa pada batu kapur yang menyebabkan
terjadinya kristalisasi sebagai akibat dari pengaruh temperature dan
tekananyang dihasilkan oleh alam. Pada umunnya ditemukan terutama dengan
penampakan warna putih, selain variasi warna merah, kuning, coklat, abu-abu,
biru dan hitam. Mempunyai berat jenis 2,9, kerapatan kurang lebih 2,8 gr/cm3
dan kuat tekanan kurang lebih 900 kg/cm3. Beberapa varietas batu
pualam yang telah dikenal diantaranya adalah :
·
Batu
pualam stature adalah batu pualam dengan cirri berbutir halus dan berwarna utih
merah bersih
·
Batu
pualam arsitektur, yaitu yang kaya akan tekstur serta mempunyai kualitas dan
kekuatan yang bagus
·
Batu
pualam ornamental, biasanya dicirikan dengan kenampakan warna yang indah
·
Batu
pualam onix, teridiri dari aragonite dan klasit, emnunjukkan kenampakkan yang
jernih dan bagus
·
Batu
pualam cipolin, suatu jenis yang kaya akan unsure kimia yang baik
·
Batu
pialam ruin, mempunyai tekstur halus dengan segi-segi yang tidak teratur
·
Batu
pualam breksia, mempunyai tekstur besar-besar dan bersegi
·
Batu
pualam kerang, adalah sehari-hari dengan penampakkan fosil-fosil
Di dalam
kehidupan manusia sehari-hari batu pualam tersebut diatas sangat dibutuhkan
terutama untuk industry bahan bangunan dan industry rumah tangga.
8.4.1.1
geologi
terjadinya
deposit batu pualam adalah akibat proses metamorfosa. Dimana mineral yang
terdapat pada batu kapur ( kalsit) akibat pengaruh gaya-gaya perekanan dan
panas yang tinggi dapat menghablur (re-kristalisasi). Akibat penghabluran
tersebut maka struktur asal dari batuan itu akan hilang dan terbentuklah batuan
yang butirnya amat teratur dan dikenal dengan nama batu pualam. Proses
geologinya terbentuk antara 30-60 juta tahun yang lalu atau dalam bahasa
geologi disebut berumur kwarter sampai tertier.
8.4.1.2
sumber batu
pualam
di
Indonesia bahan galian batu pualam ditemukan pada beberapa provinsi diantaranya
adalah :
Ø daerah istimewa aceh : di daerah lho nga
Ø sumatera utara :
di dareha pulau nias
Ø sumatera barat : di darerah sijunjung dan
solok
Ø sumatera selatan
: di daerah lahat
Ø lampung : di daerah tanjung
kemala, padang cermin, dan daerah lampung selatan
Ø jawa barat : di daerah
palimanan, G. kromong dekat Cirebon, citata dan sukabumi
Ø jawa tengah : di daerah purwpkerto, banjarnegara dan bayat-klaten
Ø jawa timur : di daerah
panggul(Madura) dan besole (tulungagung)
8.4.1.3 penambangan
Teknik pentelidikkan untuk bahan galian batu pualam
antara lain dapat dilakukan dengan cara eksplorasi geofisika untuk mengetahui
daerah penyebarannya, kemudian sumur uji dan pemboran untk mengetahui ketebalan
lapisan (cadangan) serta analisa contoh secara mikroskopis dan pengujian sifat
fisik batuan mengetahui kekuatan dan kualitas dari batu pualam tersebut.
Penambangan pada prinsipnya adalah untuk
menghasilkan blok-blok batu pualam dari deposit yang ada sesuai ukuran-ukuran
yang telah ditentukan untuk dikerjakan lebih lanjut dalam tahap penglahan.
Umumnya kegiatan ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Ø Kegiatan
persiapan, yaitu pengupasan lapisan tanah penutup guna menyiapkan daerah
penambangan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan alat buldoser dan escavator.
Ø Kegiatan prodksi,
yaitu penambangan daerah yang telah disiapkan menjadi blok-blok pualam untuk
siap diproses di pengolahan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan pola pemboran
tanpa peledakkan dan peralatan seperti jack hammer dan pahat.
8.4.1.4
Pengolahan
Kegiatan pengolahan pada
prinsipnya adalh sebagai pengolah blok-blok batu pualam yang telah dihasilkan
menjadi barang jadi akhir yang siap untuk dipanaskan. Proses pengolahan secara
garis besar adalah sebagai berikut:
Ø blok batu pualam
yang berukuran (260x110x135) cm digergaji menjadi lempengan-lempengan dengan
ketabalan rata-rata 2 cm.
Ø lempengan batu
pualam tersebut kemudian dipotong menjadi barang setengah jadi, sesuai
ukuran-ukuran tersebut atau pesanan.
Ø Barang setengah
jadi tersebut kemudian digerinda dua tahap dan kemudian disempurnakan/ditambal
bagian-bagian lempeng yang berlubang. Kualitas penambalanakan tergantung pada
kualitas batu yang dihasilkan. Barangsetengah jadi yang telah digerinda dua
tahap dan disempurnakan kemudian digerinda lagi empat tahap dan dipoles hingga
mengkilap
Ø Seleksi kualitas
barang jadi akhir sesuai standar yang teah ditetapkan.
8.4.1.5
Penggunaan
Batu pualam sangat disukai sebagai batu
ornament. Batu pualam tipe ordinorio yang berwarna putih sering digunakan untuk
pembuatan tempat mandi, meja-meja, toilet, lantai, dinding dan sebagainya.
Sedangkan untuk batu pualam ari tipe staturio umumnya sering dipakai untuk seni
pahat atau patung. Batu pualam yang terkenal didunia adalah yang berasal dari
caraka, italia, yang termasyur karena penggunaannya untuk pembuatan
patung-patung dan gedung-gedung yang indah.
Adapun mengenai persyaratan khusus untuk
standar kualitas batu pualam yang baik diantaranya adalah :
Ø Dapat dibuat
kepingan-kepingan besar sesuai kapasitas mesin produksi guna memperoleh
efisiensi optimal dalam penentun model. Mempunyai komposisi warna yang
bermacam-macam dan menarik, hal ini akan terjadi tergantung dari proses
metamorfosa yang terjadi.
Ø Mempunyai
struktur yang padat/pejal dengan tekanan yang tinggi
Ø Mempunyai daya
kehausan yang rendah dan utiran halus.
8.4.2
Kaolin
Kaolin erasal dari bahasa
cina”kauling” yang berarti “pegunungan tinggi”, yaitu gunung yang terletak
dekat jauchau fu, cina, yang tanah
lempungnya sudah diambil sejak berberapa abad yang lampau. Istilah kaolin
sekarang digunakan untuk nama kelompok mineral lempung yang terdiri dari
kalinit, nakrit, dan dikrit.
Kaolin banyak digunakan dalam
berbagai industry, baik sebagai bahan baku utama maupun bahan pembantu.
Sifat-sifat fisik kaolin seperti kehalusan, kekuatan, warna, daya hantar
listrik dan panas yang rendah, serta sifat lainnya memungkinkan mineral ini
berfumgsi sebagai bahan pengisi, pelapis, barang tahan api, penyekat(isolator)
dalam berbagai industry.
Dari
segi geologi Indonesia memiliki potensi kaolin yang cukup besar untuk
dikembangan menjadi salah satu penghasil kaolin terkemuka di dunia, sehingga
isamping untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, poduksi kaolin Indonesia
diharapkan dapat diekspor, baik sebagai bahan baku maupun barang-barang padat
kaolin.
8.4.2.1 Geologi
Indonesia kaya
akan gunung berapi dan beberapa tempat juga ditemukan rawa-rawa. Keadaan ini
memungkinkan terbentuknya endapan bahan galian sebagai akibat proses
hidrotermal maupun pelapukan dan sedimentasi. Secara litologi, kaolin umumnya
berasaldari batuan beku asam terutama batuan yang masuk ke dalamkelompok
granit.
Berdasarkan
ganesanya, kaolin terbentuk melalui dua macam cara, yaitu alterasi hidrotermal
dan pelapukan secara kimiawi. Dalam hal ini mineral-mineral potas aluminium
silica dan feldspar diubah menjadi kaolin. Dalam proses kaolinisasi ini,mineral
K-fieldspar diubah menjadi kaolin. Suatu tubuh batuan yang mengalami proses
alterasi hidrotermal akan menunjukan tiga zonasi pelempungan. Dari ketiga
zonasi tersebut, kaolinisasi terjadi di bagian tengah,selebihnya adalah
serisitisasi (bagian dalam) dan smektisasi-kholoritisasi (bagian luar).
Proses pelapukan
batuan (beku) menjadi kaolin biasanya terjadi pada permukaan atau sangat dekat
dengan permukaan tanah. Hasil proses palapukan yang diendapkan kembali biasanya
akan terbentuk lensa, biasanya pelapukan “in situ” bentuk endapannya tidak
terbrntuk lensa. Di Indonesia, endapan kaolin yang besar adalah hasil alterasi
batuan granit. Endapan ini terdapat di Bangka, Belitung, dan Kalimantan Barat.
8.4.2.2
Mineralogi
Kaolin adalah massa batuan yang
tersusun dengan batuan lempung dengan kandungan besi rendah. Kaolin mempunyai
komposisi hidrus aluminium silikat (A12O32SiO22H2O)
dengan beberapa material penyerta. Mineral-mineral yang termasuk di dalam
kaolin adalah kaolinit, nakrit, dikrit, dan haloisit, dengan kaolinit sebagai
mineral utama.
Sifat-sifat
fisik mineral kaolinit antara lain berwarna putih atau keputih-putihan,
kekerasan antara 2-2,5, berat jenis 2,60-2,63, plastis, mempunyai daya hantar
panas dan listrik yang rendah, dan pH yang bervariasi. Sifat-sifat kaolin
tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi mineral tanah lempung yang ada dalam
kaolin.
8.4.2.3
Penambangan
Bergantung
pada kondisi endapannya, kaolin dapat ditambang dengan cara:
a.
Tambang terbuka (open pit mining)
b.
Tambang semprot (dydraulic mining)
c.
Tambang dalam (underground mining)
Pada umumnya,
kaolin ditambang secara tambang terbuka atau tambang semprot karena sebagian
besar endapannya ditemukan relatif dekat denganpermukaan tanah.
Pada cara
tambang terbuka, pengupasan lapisan penutup dapat dilakukan dengan menggunakan
peralatan sederhana maupun mekanis seperti bulldozer, scraper dan sebagainya,
sedangkan lapisan kaolin digali dengan menggunakan excavator seperti back hoe
atau power shovel, kemudian dimuat ke dalam truk dan diangkut ke pabrik
pengolahan.
Pada cara
tambang semprot, setelah pengupasan lapisan penutup, endapan kaolin disemprot
dengan menggunakan monitor. Hasil penyemprotan terbentuk lumpur dan kemudian
dipompakan ke tempat pengolahan melalui pipa-pipa.
8.4.2.4
Pengolahan
Pengolahan
kaolin terutama dimaksudkan untuk memisahkan mineral pengganggu yang terdapat
di dalam kaolin seperti kaolin kuarsa, oksida besi, oksida titanium,mika dan
lain-lain. Selain itu, juga bertujuan untuk mendapatkan butir-butir halus,
tingkat keputihan/kecerahan tinggi, kadar air tertentu, pH tertentu, dan
sifat-sifat lainnya. Pada dasarnya, proses pengolahan yang dilakukan tergantung
pada kualitas batuan, jenis dan kadar mineral pengganggu, serta spesifikasi
penggunaan.
Pada umumnya,
tahapan pengolahan kaolin meliputi:
·
Peningkatan kadar kaolinit,
·
Pemisahan ukuran butir,
·
Pembuangan/pemisahan mineral pengganggu,
·
Pengeringan,
·
Penepungan (pulverizing).
8.4.2.5
Kegunaan dan
Spesifikasi
Kaolin digunakan
dalam berbagai industry, baik sebagai bahan baku utama atau sebagai bahan
pembantu. Fungsinya bias sebagai pengisi (filter), pelapis (coater), barang
tahan api, atau penyekat (isolator). Penggunaan kaolin yang utama adalah dalam
industry kertas, keramik, cat, karet/ban, dan plastik, sedangkan penggunaan
lainnya diantaranya untuk industri semen, pestisida, pupuk, kosmetik, farmasi,
pasta gigi, tekstil dan lain sebagainya. Penggunaan kaolin untuk suatu industri
tertentu didasarkan kepada spesifikasi yang ditetapkan untuk industri tersebut.
a. Industri kertas
pada industri kertas kaolin
digunakan sebagai pelapis dan pengisi agar permukaan kertas menjadi kuat dan
halus. Sebagai pengisi, kaolin berfungsi mengisi pori-pori kertas, dan sebagai
pelapis, kaolin akan melapisi permukaan kertas sehingga halus, cerah, tidak
tembus cahaya,dan dapat dicetak.
Spesifikasi
kaolin untuk industri kertas adalah sebagai berikut:
Sebagai
bahan pengisi
Analisis
fisik
-
Bentuk
produk : tepung
-
Pencerahan : 80,0-81,5 %
-
Kandungan
air : < 2,00 %
-
Ukuran
butir : -325 mesh, 99
minimum
-
Loss
on iognition (NOI) : 11,90
Analisis
kimia
-
Si02 : 48,70 % CaO : 0,04 %
-
Al2O3 : 36,00 % MgO : 0,06 %
-
Fe2O3 : 0,82 % pH : 4,5-6,5
-
TiO2 : 0,05 %
Sebagai bahan pelapis
Analisa fisik
-
Bentuk
produk : tepung
-
Kecerahan : > 83 %
-
Kandungan
air : < 1 %
-
Ukuran
butir : -325 mesh ; 99,9 %
minimum
-
LOI :13,10
Analisa kimia
-
SiO2 :
47,90 % CaO : 0,05 %
-
Al2O3 : 37,00
% MgO : 0,02 %
-
Fe2O3 : 0,58
% pH : 4,5-5,6
-
TiO2 :
0,03 %
Sumber:laporan penelitian PPTM, 1990
(data dari PT.Leces damn PT.Gowa Paper)
Kegunaan dan
Spesifikasi
Koiln digunakan dalam berbagai
industri, baik sebagai bahan baku utama atau sebagai bahan pembuatan. Fungsi
bias sebagai pengisi (filter), pelapis (coater), barang tahan api, atau
penyakat (isolator). Pengguna kaoil yang utama adalah dalam industri kertas,
keramik, cat, karet/ban, dan plastic. Sedagkan penggunaan lainya diantaranya
untuk industri semen, pestisida, pupuk, kosmetik, farmasi, pasta gigi, tekstil,
dan lain sebagainya.
a. Industri
Kertas
Pada industri kertas kaolin
digunakan sebagai bahan pelapis dan pengisi agar permukaan kertas menjadi kuat
dan halus. Sebagai pengisi, kaoil berfungsi mengisi pori-pori, kertas dan
sebagai pelapis, kaoil akan melapisi permukaan kertas sehingga halus, cerah,
tidak tembus cahaya, dan disetak. Sepesifikasi untuk industri kertasa adalah :
Sebagai bahan
pengisi :
Analisi
Fisik
- Bentuk produk :
tepung
- Pecahan :
80.0-81.5 %
- Kandungan Air :
< 2,00 %
- Ukuran butir :
- 325 mesh, 09 minimum
- loss on iognition (NOI)
: 11,90
Analisis Kimia
- SiO2 : 48, 70 % - CaO : 0,04%
- Al2O3 : 36,00 % -
MgO : 0,06%
- Fe2O2 : 0, 82 % -
PH : 4,3 – 6,5
- TiO2 : 0,05
b. Industri Keramik
Dalam
industri keramik kaoil antara lain digunakan untuk membentuk barang-barang
berwarnah putih, termasuk proselin, ubin dinding, alat penyekat (isolator),
refraktor dan sebagainya. Spesifikasi kaoil untuk penggunan dalam industri
keramik dan proselin adalah sebagai berikut :
Analisi Fisik
- Kecerahan pada 1410oC : 75 – 80 %
- Kandungan Air :
2 %
- Ukuran butir :
-325 mesh : 85,8 % minimum
- Berat jenis :
2,5 gram/cm3
- LOI :
15,0 %
Analisis Kimia
- SiO2 : 44-55 % - CaO : 10-50%
- Al2O3 : 25-31 % -
MgO : 16-50%
- Fe2O2 : 50-10 % -
PH : 5,00 – 7,30
- TiO2 : 50-83 %
c. Industri Karet
Dalam
industri kater kaoil digunakan sebagai campuran lateks agar bahan tersebut
memiliki kelebihan dalam hal kekuatan, ketahanan terhadap abrasi, dan kekuatan.
Spesifikasi kaoil untuk dapat diguanakan dalam industri karet sebagai berikut :
Analisis Fisik
- Bentuk produk :
tepung
- Kandungan Air :
1%
- Ukuran butir :
- 325 mesh, 99% minimum
- Berat jenis :
2,6 g/cm3
- loss on iognition (NOI)
: 15,0 %
Analisis Kimia
- SiO2 :
35%
- Al2O3 : 38,00%
- Fe2O2 : 1,70%
- TiO2 :
50%
d. Industri Pestisida
Dalam
industri proses digunakan untuk membunuh hama dalam industri pertanian. Spesifikasi
dari kaoil untuk penggunan dalam proses industri pestisida adalah :
Analisis Fisik
- Kandungan Air :
2 % maximal
- Ukuran butir :
- 352 mesh, 0,95 %
- Berat jenis :
2,6 g/cm3
- loss on iognition (NOI)
: 13,50-13,95 %
Analisis Kimia
- SiO2 :
45-49% - CaO :
2-2,45%
- Al2O3 : 30-36% -
MgO : 0,50-1,24%
- Fe2O2 : 50-75% -
PH : 5-7,3
- TiO2 : 50-80%
f. Industri Farmasi
Spesifikasi
kaoil untuk pengguna dalam industri farmasi ini adalah sebagai berikut :
Analisi Fisik
- Kandungan Air :
2 %
- Ukuran butir :
-325 mesh : 99,5 % minimum
- Berat jenis :
2,5-2,7 gram/cm3
- LOI :
15 %
-Kecerahan :
> 83 %
Analisis Kimia
-Pb :
0,001 % maksimum
- SiO2 :
45-50%
- Al2O3 : 36-40%
- Fe2O2 : 0.01%
- K2O :
1,00 %
- MgO :
16-50%
- Batas microbiol :
bebas dari exdardasi kaoil
- H2O :
10-14%
- PH :
5,00 – 7,30
8.5
kesimpulan
dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa;
·
Bahan
galian merupakan mineral asli dalam bentuk aslinya, yang dapat ditambang untuk
keperluan manusia. Mineral-mineral dapat terbentuk menurut berbagai macam
proses, seperti kristalisasi magma, pengendapan dari gas dan uap, pengendapan
kimiawi dan organik dari larutan pelapukan, metamorfisme, presipitasi dan
evaporasi, dan sebagainya
·
Berdasarkan
sumbernya bahan galian dibedakan menjadi :
Bahan
galian industry yang berkaitan dengan batuan sedimen
Bahan
galian industry yang berkaitan dengan batuan gunung berapi
Bahan
galian yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam da basa
Bahan
galian yang berkaitan dengan endapan residu dan endapan letakan
Bahan
galian industry yang berkaitan dengan proses perubahan hydrothermal
Bahan
galian industry yang berkaitan dengan batuan malihan
·
Penggolongan
bahan galian berdasarkan pemanfaatannya dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu
Bahan galian Logam / Bijih (Ore); merupakan
bahan galian yang bila dioleh dengan teknologi tertentu akan dapat diambil dan
dimanfaatkan logamnya, seperti timah, besi, tembaga, nikel, emas, perak, seng,
dll
Bahan galian Energi; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk
energi, misalnya batubara dan minyak bumi.
Bahan galian Industri; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk
industri, seperti asbes, aspal, bentonit, batugamping, dolomit, diatomae,
gipsum, halit, talk, kaolin, zeolit, tras.
·
Tahapan
pengolahan bahan galian sebagai berikut:
a.Preparasi
meliputi
-komunisi
-sizing
yang dilakukan dengan cara screening dan shieving
b.konsentrasi
meliputi ;
1.Spesific
Gravity
2.
Magnetic Susceptibility (sifat kemagnetan)
3.
Electric Conductivity (daya hantar listrik)
4.
Electric Conductivity (daya hantar listrik)
c. dewatering meliputi ;
a.
thickening
b.
filtration
c.
drying
d. operasi tambahan lain meliputi:
a.feed
b.sampling
·
Tahapan
pengolahan bahan galian industry meliputi :
· pemurnian
· peningkatan
kadar suatu unsure
· Peningkatan
sifat kimia
· Peningkatan
sifat kimia
· Peningkatan
bentuk permukaaan
sama sama gan...
ReplyDelete