BAB III
SENYAWA KIMIA
DARI C3
3.3
INDUSTRI ISOPROPIL BENZENE (CUMENE)
3.3.1 PENDAHULUAN
Cumene adalah nama umum
untuk isopropylbenzene, sebuah senyawa organik yang yang termasuk golongan C3. Senyawa
ini pertama kali digunakan sebagai zat tambahan untuk menaikkan nilai oktan
minyak mentah dan bahan bakar. Cumene adalah cairan tak berwarna yang mudah
terbakar yang memiliki titik didih 152 ° C. Hampir semua cumene yang dihasilkan
sebagai senyawa murni pada skala industri dikonversikan ke cumene
hidroperoksida, yang
merupakan sintesis antara dalam industri lain penting bahan kimia seperti fenol dan aseton.
Cumene
produksi komersial dilaksanakan melalui katalitik alkylation dari benzena, dengan penambahan Propylene. Solid phosphoric
acid (SPA) didukung pada alumina juga dapat digunakan sebagai katalisator,
dan ini adalah kasus sebelum pertengahan tahun 1990-an ketika zeolit katalis berbasis teknik membuat komersial
lainnya mubazir.
Cumene
merupakan nama trivial dari isopropil benzene dengan nama IUPAC (1-methylethyl)
benzena. Cumene juga meiliki nama lain 2-phenylpropane. Cumene merupakan senyawa yang digunakan untuk mengembangkan fenol dan aseton dari benzena dan propilena.
3.3.2
KLASIFIKASI
PROSES
Reaksi alkilasi antara propilena
– propana dan benzene dengan menggunakan katalis phosphat.
3.3.3
DATA
KUANTITATIF
a.
Basis : 1 ton cumene ( > 99,5 % kemurnian, 94 %
yield berdasarkan propylene )
Benzene : 0,76 ton
Propylene : 0,41
ton
Produk samping : polyisopropyl benzene, didominasikan
oleh diisopropyl benzene
b.
Kapasitas alat : 30-175 ton/hari
3.3.4
SIFAT FISIK DAN KIMIA BAHAN BAKU DAN
PRODUK
3. 3.4.1 Bahan Baku
a.
Proylene –
propane
Rumus
molekul C 3 H 6
Massa molar 42.08 g/mol
Penampilan gas tak
berwarna
Density 1.81 kg/m 3 , gas (1.013 bar, 15°C)
613,9 kg /
m 3, cair
Titik lebur − 185.2 °C (88.0 K)
Titik didih − 47.6 °C (225.5 K)
Sifat kimia cumene
Sifat kimia yang khas dari propilen adalah satu ikatan rangkap dan atom
hidrogen pada rumus bangun propilen seperti tampak pada gambar :
H H
C = C
H
H
Atom karbon nomor 1 dan 2 mempunyai bentuk trianguler planar seperti yang
terdapat pada etilen. Atom-atom ini tidak bebas berotasi karena adanya ikatan
rangkap tadi. Atom karbon nomor 3 adalah tetrahedral, seperti pada metana.
Atom-atom hidrogen yang terikat pada atom karbon ini adalah hidrogen asiklis
ikatan rangkap yang ada pada propilen terdiri dari satu ikatan sigma (σ) yang terbentuk dari
overlapping dua orbital sp2 dan satu ikatan phi (π) yang terbentuk
diatas dan dibawah ruang antar dua karbon dengan sisi dua orbital p ikatan
phi (π) bertanggung jawab
untuk beberapa reaksi dengan senyawa ini. Ikatanπ berperan sebagai sumber elektron untuk reaksi
elektrofilik.
Contoh sederhana adalah reaksi adisi dan hidrogen atau suatu halogen.
CH3CH = CH2+ H2
CH3CH2CH3
CH3CH = CH2 + Cl2 CH3CHClCH2Cl
Beberapa reaksi propilen diantaranya adalah :
1. Alkilasi
Reaksi alkalisi terhadap benzena oleh propilen dengan adanya
katalis AlCl3 akan menghasilkan suatu alkil benzena.
Reaksi : AlCl3
C6H6+ C3H6
C6H6CH(CH3)2
2. Khlorinasi
Alkil klorida dapat
dibuat dengan cara khlorinasi dan non katalitik terhadap propilen fase gas pada
suhu 500oC dalam reaktor adiabatik. Prinsip reaksi ini terdiri dari substitusi
sebuah atom khlorinasi terhadap atom hidrogen pada propilen.
Reaksi :
Reaksi.
Propena
menyerupai alkena lain yang mengalami reaksi adisi relatif mudah pada suhu
kamar. Kelemahan relatif dari ikatan rangkap (yang kurang kuat dari dua ikatan
tunggal) menjelaskan kecenderungan untuk bereaksi dengan zat yang dapat
mencapai transformasi ini. reaksi alkena meliputi:
1) polimerisasi,
2) oksidasi,
3) halogenasi dan
hydrohalogenation,
4) alkilIasi,
5) hidrasi,
6) oligomerisasi,
b.
Benzene
C6H6
|
|
78,1121 g/mol
|
|
Penampilan
|
Cairan tak
berwarna
|
0,8786 g/mL,
zat cair
|
|
5,5 °C (278,6 K)
|
|
80,1 °C (353,2 K)
|
|
0,8 g/L (25
°C)
|
|
0,652 cP pada 20 °C
|
|
0 D
|
Sifat
kimia benzene
·
Bersifat karsinogenik (racun)
·
Merupakan senyawa nonpolar
·
Tidak begitu reakitf, tetapi mudah terbakar
dengan menghasilkan banyak jelaga
·
Lebih
mudah mengalami reaksi subtitusi dari pada adisi
3.4.4.2 Produk
|
C 9
H 12
|
|
120,19 g mol -1
|
|
Penampilan
|
cairan tak
berwarna
|
0,862 g cm -3,
cairan
|
|
-96 ° C (177 K)
|
|
152 ° C (425 K)
|
|
Kelarutan
dalam air
|
larut
|
0,777 cP pada 21 ° C
|
Sifat
kimia cumene
·
Bersifat karsinogenik (racun)
·
Merupakan senyawa nonpolar
·
Tidak begitu reakitf, tetapi mudah terbakar
dengan menghasilkan banyak jelaga
·
Lebih
mudah mengalami reaksi subtitusi dari pada adisi
b.DIISOPROPILBENZENE
Titik lebur - 63 °C
Titik lebur - 63 °C
Titik didih 203 ° C (476 K)
Density 0,8549 g / cm3 pada 25 ° C
Tekanan uap 52,4 Pa pada suhu 25 ° C
Kelarutan air 72,0 ug / L pada 25 ° C
SIFAT KIMIA DIISOPROPIL BENZENA
·
Bersifat karsinogenik (racun)
·
Merupakan senyawa nonpolar
·
Tidak begitu reakitf, tetapi mudah terbakar
dengan menghasilkan banyak jelaga
·
Lebih
mudah mengalami reaksi subtitusi dari pada adisi
3.3.5
REAKSI YANG
TERJADI
Reaksi utama
C6H6 + CH3CH
= CH2 à C6H5C3H7 ∆H=-23,76 kkal
Benzene Propilen Isopropyl
benzene
Reaksi samping
C6H6 + n
CH3CH = CH2 à C6H6-n(C3H7)n
Polyalkyl
benzene
C6H6 + 2CH3CH
= CH2 à C6H4[CH(CH3)2]2
Di-isopropylbenzene
3.3.6 URAIAN PROSES
Propilen – propane dan benzene dipompakan pada
tekanan 25 atm kemudian masuk kedalam preheater untuk pemanasan awal. umpan menuju reaktor fix bed
bertingkat, pada bagian atas reactor. Di reaktor terdapat tingkatan dimana setiap
tingkat disemprot dengan propana sebagai pendingin dengan tujuan agar
temperatur tetap terjaga pada 250OC dan tiap tingkatan itu terdapat
katalis H3PO4.
Hasil dikeluarkan dari bagian bawah reaktor adalah
cumene serta propane, polialkil benzene yang didominasi oleh diisopropil
benzene dan benzene yang tidak bereaksi. Hasil melewati HE untuk didinginkan
sehingga suhunya turun lalu dialirkan ke menara distilasi depropanizer. Pada menara
depropanizer ini terdapat boiler pada bagian bawah untuk pemanasan. Propane memiliki
titik didih yang lebih rendah dibandingkan dengan komponen-komponen lain
menguap naik keatas menuju top produk berupa uap yang akan terkondensasi pada
kondenser lalu keluar menuju reaktor sebagai propane dingin dan direcycle
kembali ke dalam reaktor.
Pada bagian bawah depropanizer, produk yang
dihasilkan adalah cumene, polialkil benzene dan benzene yang akan dipanaskan
kembali oleh reboiler dan dialirkan menuju menara destilasi benzene kolom. Di dalam menara ini terjadi pemisah antara
cumene, polialkil benzene dan benzene. Benzene terlebih dulu menguap akan
keluar menuju top lalu terkondensasi dan direcycle kembali ke proses awal umpan.
Cumene dan polialkil benzene bersama dengan
sedikit benzene yang tidak teruapkan keluar menuju kolom destilasi cumene. Pada
kolom ini terjadi pemisahan lagi. Cumene (isopropil benzene) yang menguap akan
mengalami kondensasi dan keluar sebagai produk. Sedangkan pada bagian bottom
dihasilkan produk samping yang menyertai proses berupa poli-alkilbenzene yang
didominasi oleh di-isopropil benzene.
3.3.7
FLOWSHEET
(Lihat Gambar 3.3.1 industri cumene)
3.3.8
KEGUNAAN
Cumene (isopropil benzene) memiliki beberapa
kegunaan, yaitu :
-
Sebagai bahan pencampuran bensin pesawat tebang ( avgas
)
- Bahan kimia pelarut dalam pembuatan lak
ban.
-
Umpan dan senyawa penting dalam produksi fenol dan
aseton
-
Zat tambahan untuk menaikkan nilai oktan minyak mentah
dan bahan bakar.
3.3.9
FUNGSI ALAT
- Pompa : untuk mengalirkan fluida dengan
tekanan 25 atm menuju reaktor
- Heat exchanger : untuk pemanasan awal pada umpan dan meenurunkan suhu hasil
keluaran reaktor.
- Reboiler :
mengubah fase zat dari cairan menjadi gas pada bagian bawah depropanizer, kolom
benzene, dan kolom cumene.
-
Kondenser :
mengubah fase zat dari gas menjadi cairan pada bagian atas depropanizer, kolom
benzene, dan kolom cumene.
-
Packed bed staged reaktor : reaktor berpacking tingkat yang berisi katalis H3PO4
untuk mereaksikan propylen – propane dengan benzene.
-
Depropanizer :
menara pemisah, sejenis menara distilasi yang berfungsi untuk memisahkan
propane dari cumene dan benzene.
-
Benzene column : menara pemisah, sejenis menara
distilasi yang berfungsi untuk memisahkan benzene dari cumene.
-
Cumene column : menara pemisah, sejenis menara
distilasi yang berfungsi untuk memisahkan cumene dari produk sampingnya
(di-isopropil benzene) dan mendapatkan
cumene (isopropyl benzene) murni.
3.3.10 KESIMPULAN
Dari presentasi yang telah disampaikan dapat
disimpulkan bahwa :
Cumene (isopropil benzene) adalah senyawa kimia
golongan C3 yang memiliki rumus C 9 H 12 .
Proses pembuatan cumene ini menggunakan reaksi
alkilasi yang berlangsung pada reaktor bertingkat jenis fixed bed multitube
dengan kondisi dengan katalis asam phosphat.
Senyawa ini berperan penting dalam proses
pembuatan fenol dan aseton serta dapat meningkatkan nilai oktan pada bahan bakar.
Cumene diproduksi dengan menggunakan bahan baku
propilen-propana dan benzena yang dipompakan ke reaktor bed isisan bertingkat
(pick bed staged reaktor) dimana reaksi dibantu dengan katalis H3PO4.selanjutnya
hasil dari reaktor mengalami proses destilasi pada deopropinizer, benzena
kolom, serta cumene kolom untuk pemisahan cumene, benzena serta propana.
Sehingga didapat produk berupa cumene dengan produk samoing polialkilbenzena
yang didominasi oleh diisopropil benzene.
Reaksi kimia yang terjadi dalam pembuatan
cumene sebagai berikut :
Reaksi utama
C6H6 + CH3CH
= CH2 à C6H5C3H7
Benzene Propilen Isopropyl
benzene
Reaksi samping
C6H6 + n
CH3CH = CH2 à C6H6-n(C3H7)n
Polyalkyl
benzene
C6H6 + 2CH3CH
= CH2 à C6H4[CH(CH3)2]2
Diisopropylbenzene
3.3.11 DAFTAR PUSTAKA
Gopalo, Rao. Dkk. Outline Chemical of Technology. 1968.
Princeton : New Jersey, USA
http://www.wikipedia.org/
(Tanggal 27-03-2011)
http://etd.eprints.ums.ac.id/1604/
(Tanggal 27-03-2011)
http://www.google.com/cumene (Tanggal
27-03-2011)
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/siti%20latifah%20A_054413/BenZena.Com/5_sifat.htm
(Tanggal 27-03-2011)
No comments:
Post a Comment