Monday, 25 June 2012

INDUSTRI PHENOL DARI PROSES BENZEN SULFONAT


MAKALAH PROSES INDUSTRI KIMIA
INDUSTRI PHENOL DARI PROSES BENZEN SULFONAT


D
I
S
U
S
U
N
 OLEH :
Heru Santoso   0609 3040 0345
Kelas :  4 KB

Dosen Pembimbing
Ir. Erlinawati,M.T

JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2011
BAB V
SENYAWA KIMIA DARI AROMATIK

5.4 INDUSTRI PHENOL (Benzene Sulfonate Caustic Fusion)
5.4.1 PENDAHULUAN
Phenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Kegunaan phenol antara lain sebagai antiseptic dan sebagai obat-obatan Rumus kimianya adalah  C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil(-OH). Phenol memiliki titik didih 187.7 oC dan titik lelehnya 40.5 0 C .Phenol memiliki sifat yang cenderung asam, yang berarti ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya.
       Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, phenol bersifat lebih asam. Hal ini dapat dibuktikan dengan mereaksikan phenol dengan NaOH, dimana phenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui pasangan cincin tersebut dan menstabilkan anionnya.
       Seperti halnya air, phenol dapat membentuk ikatan hydrogen. Karena adanya ikatan hydrogen ini maka phenol mempunyai titik didih yang lebih besar dibandingkan dengan senyawa lain yang mempunyai berat formula yang sama.

5.4.2 KLASIFIKASI PROSES
·              Pembuatan phenol (Cumene peroxidation-hydrolysis)
·              Pembuatan phenol  (Toluene two-stage oxidation)
·        Pembuatan phenol ( raschig vapor phase hydrochlorination and hydrolysis)
·        Pembuatan phenol (Chlorobenzene –caustic hydrolysis)
·        Pembuatan phenol (Benzene sulfonate caustic fusion)
·        Pembuatan phenol (Direct oxidation of Benzene)
Pada makalah ini yang dibahas adalah proses pembuatan phenol dengan benzene sulfonat



5.4.3 DATA KUANTITATIF

a.       Basis : 1 ton produk phenol (87% yield)
Bahan baku :
Benzene                        : 0.96 ton
H2SO4   (98%)              : 1.70 ton
NaOH (100%)              : 1.65 ton
b.      Kapasitas Produksi      : 50-150 ton/hari

5.4.4 SIFAT FISIK DAN KIMIA

5.4.4.1 Bahan Baku :
a.         Benzene (C6H6)
 
·       Berat molekul              : 78.1121 g/mol
·       Density                        : 0.8786 g/ml pada 20 °C
·       Titik leleh                    : 5.5 °C
·       Titik didih                   : 80.1  °C
·       Kelarutan dalam air     : 0.8 g/L (15 °C)
·       Viscositas                    : 0.652 cP pada 20 °C
Sifat Kimia:
  • Bersifat kasinogenik (racun)
  • Merupakan senyawa nonpolar
  • Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga
  • Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisi.



b.      Asam Sulfat (H2SO4)
Sifat fisik asam sulfat
·       Berat molekul              : 98,08 gr/mol
·       Densitas                      : 1,84 gr/cm3 cair
·       Titik leleh                    : 10 °C, 283 K, 50 °F
·       Titik didih                   : 337 °C, 610 K, 639 °F
·       Kelarutan dalam air     : tercampur penuh

Sifat kimia asam sulfat

Reaksi dengan air

Reaksi hidrasi asam sulfat sangatlah eksotermik. Selalu tambahkan asam ke dalam air daripada air ke dalam asam. Air memiliki massa jenis yang lebih rendah daripada asam sulfat dan cenderung mengapung di atasnya, sehingga apabila air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, ia akan dapat mendidih dan bereaksi dengan keras. Reaksi yang terjadi adalah pembentukan ion hidronium:
H2SO4 + H2O → H3O+ + HSO4-
HSO4- + H2O → H3O+ + SO42-
Sebagai asam, asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan basa, menghasilkan garam sulfat. Sebagai contoh, garam tembaga tembaga(II) sulfat dibuat dari reaksi antara tembaga(II) oksida dengan asam sulfat:
CuO + H2SO4 → CuSO4 + H2O
Asam sulfat juga dapat digunakan untuk mengasamkan garam dan menghasilkan asam yang lebih lemah. Reaksi antara natrium asetat dengan asam sulfat akan menghasilkan asam asetat, CH3COOH, dan natrium bisulfat:
H2SO4 + CH3COONa → NaHSO4 + CH3COOH
Hal yang sama juga berlaku apabila mereaksikan asam sulfat dengan kalium nitrat. Reaksi ini akan menghasilkan asam nitrat dan endapat kalium bisulfat. Ketika dikombinasikan dengan asam nitrat, asam sulfat berperilaku sebagai asam sekaligus zat pendehidrasi, membentuk ion nitronium NO2+, yang penting dalam reaksi nitrasi yang melibatkan substitusi aromatik elektrofilik. Reaksi jenis ini sangatlah penting dalam kimia organik.
Asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan logam via reaksi penggantian tunggal, menghasilkan gas hidrogen dan logam sulfat. H2SO4 encer menyerang besi, aluminium, seng, mangan, magnesium dan nikel. Namun reaksi dengan timah dan tembaga memerlukan asam sulfat yang panas dan pekat. Timbal dan tungsten tidak bereaksi dengan asam sulfat. Reaksi antara asam sulfat dengan logam biasanya akan menghasilkan hidrogen seperti yang ditunjukkan pada persamaan di bawah ini. Namun reaksi dengan timah akan menghasilkan sulfur dioksida daripada hidrogen.
Fe (s) + H2SO4 (aq) → H2 (g) + FeSO4 (aq)
Sn (s) + 2 H2SO4 (aq) → SnSO4 (aq) + 2 H2O (l) + SO2 (g)
Hal ini dikarenakan asam pekat panas umumnya berperan sebagai oksidator, manakala asam encer berperan sebagai asam biasa. Sehingga ketika asam pekat panas bereaksi dengan seng, timah, dan tembaga, ia akan menghasilkan garam, air dan sulfur dioksida, manakahal asam encer yang beraksi dengan logam seperti seng akan menghasilkan garam dan hidrogen.
Asam sulfat menjalani reaksi substitusi aromatik elektrofilik dengan senyawa-senyawa aromatik, menghasilkan asam sulfonat terkait:[4]
c.       Natrium Hidroksida (NaOH)
·           Berat molekul              : 39.997 g/mol
·           Titik didih                   : 1390 °C
·           Titik leleh                    : 318 °C
·            Density                       : 2.1 g/cm3
·           Kelarutan dalam air     : 111 g/100 ml (20 °C)
·           Keasaman (pKa)         : ~13




Sifat Kimia Natrium Hidroksida

·         Bila dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab
·         Kelarutan mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter
·         Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida
·         Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya
·         Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas



d.      Natrium Sulfit (Na2SO3)
·           Berat molekul              : 126.04 g/mol
·           Density                        : 2.633 g/cm3
·           Titik leleh                    : 33,4 °C
·           Titik didih                   : Decomposess
·           Kelarutan dalam air     : 67.8 g/100 ml (18 °C, heptahydrate)

Sifat Kimia natrium sulfit :
Sodium sulfat membentuk sebuah senyawa bisulfit dengan aldehida, dan keton membentuk asam sulfonat. Hal ini digunakan untuk memurnikan atau mengisolasi aldehida dan keton.
Sodium sulfite diuraikan oleh  asam lemah, menghasikan  gas belerang dioksida.

     Na2SO3 + 2 H + 2 Na + + H2O + SO2

Suatu larutan jenuh memiliki pH 9
. jika  larutan terkena udara akhirnya akan teroksidasi menjadi sulfat natrium. Jika natrium sulfit diteruskan  maka akan terbentuk  kristal dari larutan  pada temperatur kamar atau di bawah temperature kamar, reaksi ini disebut pembentukan heptahydrate. Kristal heptahydrate berkembang di udara kering hangat. Kristal Heptahydrate juga teroksidasi di udara untuk membentuk sulfat tersebut. Bentuk anhydrous jauh lebih stabil terhadap oksidasi oleh udara.




5.4.4.2 Produk :
a.      Phenol (C6H5OH)
Sifat kimia phenol :
·           Berat molekul              : 94.11 gr/grmol
·           Titik leleh                    : 45 °C
·           Titik beku                    : 40.5 °C
·           Titik didih                   : 181.8 °C
·           Density                        : 1.07 gr/ml

Sifat kimia phenol :
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O yang dapat dilarutkan dalam air.
Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya.



b.      Natrium Sulfat (Na2SO4)
·           Berat molekul              : 142.04 g/mol
·           Density                        : 2.664 g/cm3
·           Titik leleh                    : 884 °C
·           Titik didih                   : 1429 °C
·           Kelarutan dalam air     : 4.76 g/100 ml (0 °C)

Sifat kimia Natriom Sulfat
Sodium sulfat secara kimiawi sangat stabil, yang tidak reaktif terhadap paling pengoksidasi atau mengurangi agen pada suhu normal. Pada suhu tinggi, dapat direduksi menjadi sulfida natrium:
     Na2SO4 + 2 C 2 Na2S + 2 CO2 (g)

Sodium sulfat merupakan garam netral, yang membentuk larutan dengan pH 7.
 Netralitas  tersebut mencerminkan kenyataan bahwa Na2SO4 diperoleh, dari asam kuat asam sulfat dan sodium hidroksida basa kuat. Sodium sulfat bereaksi dengan jumlah yang setara asam sulfat untuk memberikan konsentrasi kesetimbangan dari asam garam natrium bisulfat [5] [6]:


     Na2SO4 (aq) + H2SO4 (aq)
2 NaHSO4 (aq)

Bahkan, keseimbangan ini sangat kompleks, tergantung pada konsentrasi dan suhu, dengan garam asam lain yang hadir.

Sodium sulfat adalah ion sulfat yang khas, mengandung Na + ion dan SO42-ion. Larutan berair dapat menghasilkan presipitat bila dikombinasikan dengan garam dari Ba2 + atau Pb2 +, yang merupakan sulfat larut

     Na2SO4 (aq) + BaCl2 (aq) 2 NaCl (aq) + BaSO4 (s)

5.4.5 REAKSI KIMIA

·            Sulfonasi
C6H6 + H2SO4 (98%)               C6H5SO3H + H2O

·            Netralisasi
2C6H3SO3H + 2Na2SO3               2C6H5SO3Na  + SO2 + Na2SO4 + H2

·            Fusi
2C6H5SO3Na + 2NaOH              2C6H5ONa + SO2 + Na2SO4 + H2

·      Acidifikasi
6C6H5ONa + 2H2SO4 + SO3                6C6H5OH + 2Na2SO4 +Na2SO3




5.4.6 URAIAN PROSES

       Benzene yang telah diuapkan dialirkan ke reaktor continous sulfonator dan direaksikan dengan H2SO4 (98%). Pada proses ini menghasilkan benzene sulfonat dan air dengan reaksi C6H6 + H2SO4 (98%)                    C6H5SO3H + H2O   . Air  dan benzen yang tidak bereaksi akan dikeluarkan pada bagian atas dan didinginkan oleh kondensor kemudian dipisahkan, benzene akan di recycle sebagai umpan. Sedangkan benzene sulfonat akan dialirkan kearah  reaktor neutralizer berpengaduk. Proses yang terjadi di dalam reaktor neutralizer  yaitu netralisasi campuran benzene sulfonat dengan penambahan natrium sulfit, reaksi yang terjadi yaitu :
2C6H3SO3H + 2Na2SO3           2C6H5SO3Na  + SO2 + Na2SO4 + H2 .  
C6H5SO3H  dan Na2SO4 akan dialirkan menuju pressure filter, sedangkan SO2 dialirkan ke reactor acidity. Pada pressure filter yaitu proses pemisahan campuran natrium benzene sulfonat dan natrium sulfat dengan filter bertekanan, natrium sulfat sebagai filtrat akan dikeluarkan sebagai hasil samping sedangkan natrium benzen sulfonat dialirkan menuju reaktor fusion.
Proses yang terjadi pada reaktor fusion yaitu fusi dengan bantuan NaOH.  Proses ini terjadi pada temperatur 300oC dengan waktu berkisar antara 5-6 jam, natrium benzen sulfonat dialirkan secara perlahan-lahan dari bagian bawah reaktor. Hasil dari reaksi ini berupa lelehan yang kemudian dialirkan menuju reaktor acidity. Pada reaktor acidity terjadi proses pengasaman dengan cara menambahkan asam sulfat encer serta penambahan SO2 dari hasil neutralizer untuk menghasilkan phenol, dengan reaksi :
6C6H5ONa + 2H2SO4 + SO3                  6C6H5OH + 2Na2SO4 +Na2SO3
Hasil dari reaktor ini yaitu berupa cairan phenol yang mengapung diatas cairan  natrium sulfat dan natrium sulfit.
       Phenol(C6H5OH ) yang belum murni akan dialirkan menuju vacum still sedangkan cairan sisa yang berupa lumpur akan dialirkan menuju steam stripper. Di  vacum still terjadi proses distilasi untuk mendapatkan phenol murni sebagai hasil utama, sedangkan pada steam stripper, phenol yang masih terkandung akan dipisahkan dan dialirkan menuju vacuum still untuk dimurnikan kembali sedangkan sisanya berupa natrium sulfit dan lainya akan dialirkan menuju crystallizer untuk dikristalkan, kemudian menuju centrifuge untuk mendapatkan natrium sulfit yang murni. Sebagian natrium sulfit ini juga digunakan untuk proses neutralizer.



                                         



5.4.7 FLOWSHEET
5.4.8 KEGUNAAN PRODUK
Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik.
Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya.Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka.
Penyuntikan fenol juga pernah digunakan pada eksekusi mati. Penyuntikan ini sering digunakan pada masa Nazi, Perang Dunia II. Suntikan fenol diberikan pada ribuan orang di kemah-kemah, terutama di Auschwitz-Birkenau. Penyuntikan ini dilakukan oleh dokter secara penyuntikan ke vena (intravena) di lengan dan jantung. Penyuntikan ke jantung dapat mengakibatkan kematian langsung.

5.4.9 FUNGSI ALAT
·         Separator : tempat pemisahan benzen dan air
·         Reaktor continous sulfonator : tempat terjadinya reaksi antara benzen dan asam sulfat pekat
·         Reaktor Neutralizer : alat tempat terjadinya reaksi netralisasi yaitu benzen sulfonat direaksikan dengan natrium sulfit
·         Preassure filter : alat penyaringan dengan vakum, tempat terjadinya proses pemisahan antara natrium sulfat dengan natrium benzen sulfonat
·         Reaktor fusion : tempat terjadinya reaksi fusi, yaitu penambahan NaOH pada temperatur 300oC
·         Reaktor acidity : tempat terjadinya reaksi pengasaman dengan H2SO4 encer, direaktor ini menghasilkan phenol
·         Vacuum Still : alat distilasi dengan vacum, yaitu tempat pemurnian phenol
·         Steam Stripper : tempat pemisahan antara phenol dengan sisa larutan natrium sulfit dengan menggunakan steam
·         Crystalizer : tempat proses penkristalan larutan sisa yang berupa natrium sulfit
·         Centrifuge : tempat pemurnian natrium sulfit dengan zat sisa lainya, sehingga didapat kristal natrium sulfit yang murni.
5.3.10 KESIMPULAN
            Phenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah  C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil(-OH). Pembuatan phenol dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu
·              Pembuatan phenol (Cumene peroxidation-hydrolysis)
·              Pembuatan phenol  (Toluene two-stage oxidation)
·        Pembuatan phenol ( raschig vapor phase hydrochlorination and hydrolysis)
·        Pembuatan phenol (Chlorobenzene –caustic hydrolysis)
·        Pembuatan phenol (Benzene sulfonate caustic fusion)
·        Pembuatan phenol (Direct oxidation of Benzene)

Pada pembuatan phenol dengan benzene sulfonat bahan bakunya yaitu benzene, NaOH dan H2SO4. Dan Kegunaan phenol antara lain sebagai antiseptik dan obat-obatan. Pada pembuatan phenol dengan benzen sulfonat terjadi reaksi kimia sebagai berikut :
·            Sulfonasi
C6H6 + H2SO4 (98%)               C6H5SO3H + H2O

·            Netralisasi
2C6H3SO3H + 2Na2SO3               2C6H5SO3Na  + SO2 + Na2SO4 + H2

·            Fusi
2C6H5SO3Na + 2NaOH              2C6H5ONa + SO2 + Na2SO4 + H2

·      Acidifikasi
6C6H5ONa + 2H2SO4 + SO3                6C6H5OH + 2Na2SO4 +Na2SO3















5.4.11 Daftar Pustaka
Gopalo, Rao. Dkk. Outline Chemical of Technology. 1968. Princeton : New Jersey, USA
http://www.wikipedia.org/ (Tanggal 27-03-2011)
http://www.google.com/cumene (Tanggal 27-03-2011)
















5.4.12  Lampiran

            Fenol

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Fenol
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil.

Daftar isi

 Ikhtisar

Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik yang berikatan dengan gugus hidroksil.

Karakteristik

Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O yang dapat dilarutkan dalam air.
Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya. [1]

 Produksi

Fenol didapatkan melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam benzoat dengan proses Raschig, Fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batu bara.

Penggunaan

Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik.
Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya.
Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka.
Fenol : a. mengandung gugus OH, terikat pada sp2-hibrida b. mempunyai titik didih yang tinggi c. mempunyai rumus molekul C6H6O d. Fenol larut dalam pelarut organik e. berupa padatan (kristal) yang tidak berwarna f. mempunyai massa molar 94,110C g. mempunyai titik didih 181,9oC h. mempunyai titik lebur 40,9oC
Penyuntikan fenol juga pernah digunakan pada eksekusi mati. Penyuntikan ini sering digunakan pada masa Nazi, Perang Dunia II. Suntikan fenol diberikan pada ribuan orang di kemah-kemah, terutama di Auschwitz-Birkenau. Penyuntikan ini dilakukan oleh dokter secara penyuntikan ke vena (intravena) di lengan dan jantung. Penyuntikan ke jantung dapat mengakibatkan kematian langsung. [2]

Asam sulfat

Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Produksi dunia asam sulfat pada tahun 2001 adalah 165 juta ton, dengan nilai perdagangan seharga US$8 juta. Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak.
Langsung ke: navigasi, cari
Asam sulfat
Gambar
Gambar
Asam sulfat
Minyak vitriol
Identifikasi
[7664-93-9]
WS5600000
Sifat
H2SO4
98,08 g/mol
Penampilan
cairan bening, tak berwarna, tak berbau
1,84 g/cm3, cair


Kelarutan dalam air
tercampur penuh
Keasaman (pKa)
−3
26,7 cP (20 °C)
Bahaya
Korosif (C)
Indeks EU
016-020-00-8
NFPA 704.svg
0
3
2
W
R35
(S1/2), S26, S30, S45
tak ternyalakan
Senyawa terkait
Asam kuat terkait
Senyawa terkait
Kecuali dinyatakan sebaliknya, data di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa)

Daftar isi

Keberadaan

Asam sulfat murni yang tidak diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami di bumi oleh karena sifatnya yang higroskopis. Walaupun demikian, asam sulfat merupakan komponen utama hujan asam, yang terjadi karena oksidasi sulfur dioksida di atmosfer dengan keberadaan air (oksidasi asam sulfit). Sulfur dioksida adalah produk sampingan utama dari pembakaran bahan bakar seperti batu bara dan minyak yang mengandung sulfur (belerang).
Asam sulfat terbentuk secara alami melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya besi sulfida. Air yang dihasilkan dari oksidasi ini sangat asam dan disebut sebagai air asam tambang. Air asam ini mampu melarutkan logam-logam yang ada dalam bijih sulfida, yang akan menghasilkan uap berwarna cerah yang beracun. Oksidasi besi sulfida pirit oleh oksigen molekuler menhasilkan besi(II), atau Fe2+:
2 FeS2 + 7 O2 + 2 H2O → 2 Fe2+ + 4 SO42− + 4 H+
Fe2+ dapat kemudian dioksidasi lebih lanjut menjadi Fe3+:
4 Fe2+ + O2 + 4 H+ → 4 Fe3+ + 2 H2O
Fe3+ yang dihasilkan dapat diendapkan sebagai hidroksida:
Fe3+ + 3 H2O → Fe(OH)3 + 3 H+
Besi(III) atau ion feri juga dapat mengoksidasi pirit. Ketika oksidasi pirit besi(III) terjadi, proses ini akan berjalan dengan cepat. Nilai pH yang lebih rendah dari nol telah terukur pada air asam tambang yang dihasilkan oleh proses ini.

 Asam sulfat di luar angkasa

Atmosfer Venus

Asam sulfat diproduksi di atmosfer bagian atas Venus dari karbon dioksida, sulfur dioksida, dan uap air secara fotokimia oleh cahaya matahari. Foton ultraviolet dengan panjang gelombang kurang dari 169 nm dapat mengakibatkan fotodisosiasi karbon dioksida menjadi karbon monoksida dan oksigen atomik.
Oksigen atomik sangatlah reaktif. Ketika ia bereaksi dengan sulfur dioksida yang merupakan sekelumit bagian dari atmosfer Venus, sulfur trioksida dihasilkan, dan ketika bergabung dengan air, akan menghasilkan asam sulfat.
CO2 → CO + O

3 comments: