MAKALAH PROSES
INDUSTRI KIMIA
INDUSTRI PHENOL DARI PROSES BENZEN SULFONAT
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Heru Santoso 0609 3040 0345
Kelas : 4 KB
Dosen Pembimbing
Ir. Erlinawati,M.T
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2011
BAB V
SENYAWA KIMIA DARI AROMATIK
5.4 INDUSTRI PHENOL (Benzene Sulfonate Caustic Fusion)
5.4.1
PENDAHULUAN
Phenol atau asam karbolat atau benzenol
adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Kegunaan phenol antara
lain sebagai antiseptic dan sebagai obat-obatan Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya
memiliki gugus hidroksil(-OH). Phenol memiliki titik didih 187.7 oC
dan titik lelehnya 40.5 0 C .Phenol memiliki sifat yang cenderung
asam, yang berarti ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya.
Dibandingkan dengan alkohol alifatik
lainnya, phenol bersifat lebih asam. Hal ini dapat dibuktikan dengan
mereaksikan phenol dengan NaOH, dimana phenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak
dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital
antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi
beban negatif melalui pasangan cincin tersebut dan menstabilkan anionnya.
Seperti
halnya air, phenol dapat membentuk ikatan hydrogen. Karena adanya ikatan
hydrogen ini maka phenol mempunyai titik didih yang lebih besar dibandingkan
dengan senyawa lain yang mempunyai berat formula yang sama.
5.4.2
KLASIFIKASI PROSES
·
Pembuatan phenol (Cumene
peroxidation-hydrolysis)
·
Pembuatan phenol (Toluene two-stage oxidation)
· Pembuatan phenol ( raschig vapor phase hydrochlorination
and hydrolysis)
· Pembuatan
phenol (Chlorobenzene –caustic hydrolysis)
· Pembuatan
phenol (Benzene sulfonate caustic fusion)
· Pembuatan
phenol (Direct oxidation of Benzene)
Pada makalah ini yang dibahas adalah proses pembuatan
phenol dengan benzene sulfonat
5.4.3
DATA KUANTITATIF
a.
Basis : 1 ton produk phenol (87% yield)
Bahan
baku :
Benzene
: 0.96 ton
H2SO4 (98%) :
1.70 ton
NaOH (100%) : 1.65 ton
b.
Kapasitas
Produksi : 50-150 ton/hari
5.4.4 SIFAT FISIK DAN KIMIA
5.4.4.1 Bahan Baku :
a.
Benzene (C6H6)
·
Berat
molekul : 78.1121 g/mol
·
Density
: 0.8786 g/ml pada
20 °C
·
Titik
leleh : 5.5 °C
·
Titik
didih : 80.1 °C
·
Kelarutan
dalam air : 0.8
g/L (15 °C)
Sifat Kimia:
- Bersifat kasinogenik (racun)
- Merupakan senyawa nonpolar
- Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga
- Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisi.
b. Asam
Sulfat (H2SO4)
Sifat
fisik asam sulfat
·
Berat
molekul : 98,08 gr/mol
·
Densitas :
1,84 gr/cm3 cair
·
Titik
leleh : 10 °C,
283 K, 50 °F
·
Titik
didih : 337 °C,
610 K, 639 °F
·
Kelarutan dalam air : tercampur penuh
Sifat
kimia asam sulfat
Reaksi dengan air
Reaksi hidrasi asam sulfat
sangatlah eksotermik.
Selalu tambahkan asam ke dalam air
daripada air ke dalam asam. Air memiliki massa jenis yang lebih
rendah daripada asam sulfat dan cenderung mengapung di atasnya, sehingga
apabila air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, ia akan dapat mendidih dan
bereaksi dengan keras. Reaksi yang terjadi adalah pembentukan ion hidronium:
H2SO4
+ H2O → H3O+ + HSO4-
HSO4-
+ H2O → H3O+ + SO42-
Sebagai asam,
asam sulfat bereaksi dengan kebanyakan basa, menghasilkan garam sulfat. Sebagai contoh, garam tembaga tembaga(II) sulfat dibuat dari reaksi antara tembaga(II) oksida dengan asam sulfat:
CuO + H2SO4
→ CuSO4 + H2O
Asam sulfat juga
dapat digunakan untuk mengasamkan garam dan menghasilkan asam yang lebih lemah.
Reaksi antara natrium asetat dengan asam
sulfat akan menghasilkan asam asetat, CH3COOH,
dan natrium bisulfat:
H2SO4
+ CH3COONa → NaHSO4 + CH3COOH
Hal yang sama
juga berlaku apabila mereaksikan asam sulfat dengan kalium nitrat. Reaksi ini akan menghasilkan asam nitrat dan endapat kalium bisulfat. Ketika dikombinasikan dengan asam nitrat, asam sulfat berperilaku sebagai asam sekaligus
zat pendehidrasi, membentuk ion nitronium NO2+, yang penting dalam
reaksi nitrasi yang melibatkan substitusi aromatik elektrofilik.
Reaksi jenis ini sangatlah penting dalam kimia organik.
Asam sulfat
bereaksi dengan kebanyakan logam via reaksi penggantian tunggal, menghasilkan
gas hidrogen dan logam sulfat. H2SO4
encer menyerang besi, aluminium, seng, mangan, magnesium dan nikel. Namun reaksi dengan timah dan tembaga memerlukan asam
sulfat yang panas dan pekat. Timbal dan tungsten tidak bereaksi
dengan asam sulfat. Reaksi antara asam sulfat dengan logam biasanya akan
menghasilkan hidrogen seperti yang ditunjukkan pada persamaan di bawah ini.
Namun reaksi dengan timah akan menghasilkan sulfur dioksida daripada hidrogen.
Fe (s) + H2SO4
(aq) → H2 (g) + FeSO4 (aq)
Sn (s) + 2 H2SO4
(aq) → SnSO4 (aq) + 2 H2O (l) + SO2 (g)
Hal ini
dikarenakan asam pekat panas umumnya berperan sebagai oksidator, manakala asam
encer berperan sebagai asam biasa. Sehingga ketika asam pekat panas bereaksi
dengan seng, timah, dan tembaga, ia akan menghasilkan garam, air dan sulfur
dioksida, manakahal asam encer yang beraksi dengan logam seperti seng akan
menghasilkan garam dan hidrogen.
Asam sulfat
menjalani reaksi substitusi aromatik elektrofilik
dengan senyawa-senyawa aromatik, menghasilkan asam sulfonat terkait:[4]
c. Natrium
Hidroksida (NaOH)
·
Berat
molekul : 39.997
g/mol
·
Titik
didih : 1390
°C
·
Titik
leleh :
318 °C
·
Density :
2.1
g/cm3
·
Kelarutan
dalam air : 111
g/100 ml (20 °C)
·
Keasaman
(pKa) :
~13
Sifat Kimia Natrium Hidroksida
·
Bila
dibiarkan di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab
·
Kelarutan
mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter
·
Senyawa
ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida
·
Ia
tidak larut dalam dietil
eter dan pelarut non-polar lainnya
·
Larutan natrium hidroksida akan
meninggalkan noda kuning pada kain dan kertas
d. Natrium
Sulfit (Na2SO3)
·
Berat
molekul : 126.04
g/mol
·
Density : 2.633
g/cm3
·
Titik
leleh : 33,4 °C
·
Titik
didih : Decomposess
·
Kelarutan
dalam air :
67.8 g/100 ml (18 °C, heptahydrate)
Sifat
Kimia natrium sulfit :
Sodium sulfat membentuk sebuah senyawa bisulfit dengan
aldehida, dan keton
membentuk asam sulfonat.
Hal ini digunakan untuk memurnikan atau
mengisolasi aldehida dan keton.
Sodium sulfite
diuraikan oleh asam lemah,
menghasikan gas belerang dioksida.
Na2SO3 + 2 H + → 2 Na + + H2O + SO2
Suatu larutan jenuh memiliki pH 9 . jika larutan terkena udara akhirnya akan teroksidasi menjadi sulfat natrium. Jika natrium sulfit diteruskan maka akan terbentuk kristal dari larutan pada temperatur kamar atau di bawah temperature kamar, reaksi ini disebut pembentukan heptahydrate. Kristal heptahydrate berkembang di udara kering hangat. Kristal Heptahydrate juga teroksidasi di udara untuk membentuk sulfat tersebut. Bentuk anhydrous jauh lebih stabil terhadap oksidasi oleh udara.
Na2SO3 + 2 H + → 2 Na + + H2O + SO2
Suatu larutan jenuh memiliki pH 9 . jika larutan terkena udara akhirnya akan teroksidasi menjadi sulfat natrium. Jika natrium sulfit diteruskan maka akan terbentuk kristal dari larutan pada temperatur kamar atau di bawah temperature kamar, reaksi ini disebut pembentukan heptahydrate. Kristal heptahydrate berkembang di udara kering hangat. Kristal Heptahydrate juga teroksidasi di udara untuk membentuk sulfat tersebut. Bentuk anhydrous jauh lebih stabil terhadap oksidasi oleh udara.
5.4.4.2 Produk :
a. Phenol
(C6H5OH)
Sifat kimia phenol :
·
Berat
molekul : 94.11 gr/grmol
·
Titik
leleh : 45 °C
·
Titik
beku : 40.5 °C
·
Titik
didih : 181.8 °C
·
Density
: 1.07 gr/ml
Sifat
kimia phenol :
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang
cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus
hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O−
yang dapat dilarutkan dalam air.
Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol
bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH,
di mana fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol
alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan
pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik,
yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan
anionnya.
b.
Natrium Sulfat
(Na2SO4)
·
Berat
molekul : 142.04
g/mol
·
Density : 2.664
g/cm3
·
Titik
leleh : 884 °C
·
Titik
didih : 1429
°C
·
Kelarutan
dalam air : 4.76 g/100 ml (0 °C)
Sifat
kimia Natriom Sulfat
Sodium sulfat secara kimiawi sangat stabil,
yang tidak reaktif terhadap paling pengoksidasi
atau mengurangi agen
pada suhu normal. Pada suhu tinggi, dapat
direduksi menjadi sulfida natrium:
Na2SO4 + 2 C → 2 Na2S + 2 CO2 (g)
Sodium sulfat merupakan garam netral, yang membentuk larutan dengan pH 7. Netralitas tersebut mencerminkan kenyataan bahwa Na2SO4 diperoleh, dari asam kuat asam sulfat dan sodium hidroksida basa kuat. Sodium sulfat bereaksi dengan jumlah yang setara asam sulfat untuk memberikan konsentrasi kesetimbangan dari asam garam natrium bisulfat [5] [6]:
Na2SO4 + 2 C → 2 Na2S + 2 CO2 (g)
Sodium sulfat merupakan garam netral, yang membentuk larutan dengan pH 7. Netralitas tersebut mencerminkan kenyataan bahwa Na2SO4 diperoleh, dari asam kuat asam sulfat dan sodium hidroksida basa kuat. Sodium sulfat bereaksi dengan jumlah yang setara asam sulfat untuk memberikan konsentrasi kesetimbangan dari asam garam natrium bisulfat [5] [6]:
Na2SO4 (aq) + H2SO4 (aq) ⇌ 2 NaHSO4 (aq)
Bahkan, keseimbangan ini sangat kompleks, tergantung pada konsentrasi dan suhu, dengan garam asam lain yang hadir.
Sodium sulfat adalah ion sulfat yang khas, mengandung Na + ion dan SO42-ion. Larutan berair dapat menghasilkan presipitat bila dikombinasikan dengan garam dari Ba2 + atau Pb2 +, yang merupakan sulfat larut
Na2SO4 (aq) + BaCl2 (aq) → 2 NaCl (aq) + BaSO4 (s)
5.4.5 REAKSI KIMIA
·
Sulfonasi
C6H6
+ H2SO4 (98%)
C6H5SO3H
+ H2O
·
Netralisasi
2C6H3SO3H
+ 2Na2SO3
2C6H5SO3Na + SO2 + Na2SO4
+ H2
·
Fusi
2C6H5SO3Na
+ 2NaOH 2C6H5ONa + SO2
+ Na2SO4 + H2
· Acidifikasi
6C6H5ONa
+ 2H2SO4
+ SO3 6C6H5OH
+ 2Na2SO4
+Na2SO3
5.4.6
URAIAN PROSES
Benzene yang telah diuapkan dialirkan ke
reaktor continous sulfonator dan direaksikan dengan H2SO4
(98%). Pada proses ini menghasilkan benzene sulfonat dan air dengan reaksi C6H6
+ H2SO4 (98%) C6H5SO3H
+ H2O . Air
dan benzen yang tidak bereaksi akan dikeluarkan pada bagian atas dan
didinginkan oleh kondensor kemudian dipisahkan, benzene akan di recycle sebagai
umpan. Sedangkan benzene sulfonat akan dialirkan kearah reaktor neutralizer berpengaduk. Proses yang
terjadi di dalam reaktor neutralizer yaitu
netralisasi campuran benzene sulfonat dengan penambahan natrium sulfit, reaksi
yang terjadi yaitu :
2C6H3SO3H
+ 2Na2SO3 2C6H5SO3Na + SO2 + Na2SO4
+ H2 .
C6H5SO3H dan
Na2SO4
akan dialirkan menuju pressure filter, sedangkan SO2
dialirkan ke reactor acidity. Pada pressure filter yaitu proses pemisahan
campuran natrium benzene sulfonat dan natrium sulfat dengan filter bertekanan,
natrium
sulfat sebagai filtrat akan
dikeluarkan sebagai hasil samping sedangkan natrium benzen sulfonat dialirkan
menuju reaktor fusion.
Proses yang
terjadi pada reaktor fusion yaitu fusi dengan bantuan NaOH. Proses ini terjadi pada temperatur 300oC
dengan waktu berkisar antara 5-6 jam, natrium benzen sulfonat dialirkan secara
perlahan-lahan dari bagian bawah reaktor. Hasil dari reaksi ini berupa lelehan
yang kemudian dialirkan menuju reaktor acidity. Pada reaktor acidity terjadi
proses pengasaman dengan cara menambahkan asam sulfat encer serta penambahan SO2
dari hasil neutralizer untuk menghasilkan phenol, dengan reaksi :
6C6H5ONa
+ 2H2SO4
+ SO3 6C6H5OH
+ 2Na2SO4
+Na2SO3
Hasil dari reaktor
ini yaitu berupa cairan phenol yang mengapung diatas cairan natrium sulfat dan natrium sulfit.
Phenol(C6H5OH ) yang belum murni
akan dialirkan menuju vacum still sedangkan cairan sisa yang berupa lumpur akan
dialirkan menuju steam stripper. Di
vacum still terjadi proses distilasi untuk mendapatkan phenol murni
sebagai hasil utama, sedangkan pada steam stripper, phenol yang masih
terkandung akan dipisahkan dan dialirkan menuju vacuum still untuk dimurnikan
kembali sedangkan sisanya berupa natrium sulfit dan lainya akan dialirkan
menuju crystallizer untuk dikristalkan, kemudian menuju centrifuge untuk
mendapatkan natrium sulfit yang murni. Sebagian natrium sulfit ini juga
digunakan untuk proses neutralizer.
5.4.7 FLOWSHEET
5.4.8
KEGUNAAN PRODUK
Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik
seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan
antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang,
triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan
bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik.
Fenol berfungsi dalam pembuatan
obat-obatan (bagian dari produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya.Fenol
yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit yang
terbuka.
Penyuntikan fenol juga pernah digunakan
pada eksekusi mati. Penyuntikan ini sering digunakan pada masa Nazi, Perang
Dunia II. Suntikan fenol diberikan pada ribuan orang di kemah-kemah, terutama
di Auschwitz-Birkenau. Penyuntikan ini dilakukan oleh dokter secara penyuntikan
ke vena (intravena) di lengan dan jantung. Penyuntikan ke jantung dapat
mengakibatkan kematian langsung.
5.4.9
FUNGSI ALAT
·
Separator :
tempat pemisahan benzen dan air
·
Reaktor continous sulfonator : tempat terjadinya reaksi antara benzen dan asam sulfat
pekat
·
Reaktor Neutralizer : alat tempat terjadinya reaksi netralisasi yaitu benzen
sulfonat direaksikan dengan natrium sulfit
·
Preassure filter : alat penyaringan dengan vakum, tempat terjadinya
proses pemisahan antara natrium sulfat dengan natrium benzen sulfonat
·
Reaktor fusion : tempat terjadinya reaksi fusi, yaitu penambahan NaOH pada temperatur 300oC
·
Reaktor acidity : tempat terjadinya reaksi pengasaman dengan H2SO4
encer, direaktor ini menghasilkan phenol
·
Vacuum Still : alat distilasi dengan vacum, yaitu tempat pemurnian phenol
·
Steam Stripper : tempat pemisahan antara phenol dengan sisa larutan natrium sulfit dengan
menggunakan steam
·
Crystalizer : tempat proses penkristalan larutan sisa yang berupa natrium sulfit
·
Centrifuge :
tempat pemurnian natrium sulfit dengan zat sisa lainya, sehingga didapat
kristal natrium sulfit yang murni.
5.3.10
KESIMPULAN
Phenol atau asam karbolat atau
benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya
memiliki gugus hidroksil(-OH).
Pembuatan phenol dapat dilakukan dengan beberapa metode yaitu
·
Pembuatan phenol (Cumene
peroxidation-hydrolysis)
·
Pembuatan phenol (Toluene two-stage oxidation)
· Pembuatan phenol ( raschig vapor phase hydrochlorination
and hydrolysis)
· Pembuatan
phenol (Chlorobenzene –caustic hydrolysis)
· Pembuatan
phenol (Benzene sulfonate caustic fusion)
· Pembuatan
phenol (Direct oxidation of Benzene)
Pada pembuatan phenol dengan benzene sulfonat bahan bakunya
yaitu benzene, NaOH dan H2SO4. Dan Kegunaan phenol antara lain sebagai antiseptik dan
obat-obatan. Pada pembuatan phenol dengan benzen sulfonat terjadi reaksi kimia
sebagai berikut :
·
Sulfonasi
C6H6
+ H2SO4 (98%) C6H5SO3H
+ H2O
·
Netralisasi
2C6H3SO3H
+ 2Na2SO3 2C6H5SO3Na + SO2 + Na2SO4
+ H2
·
Fusi
2C6H5SO3Na
+ 2NaOH 2C6H5ONa + SO2
+ Na2SO4 + H2
· Acidifikasi
6C6H5ONa
+ 2H2SO4
+ SO3 6C6H5OH
+ 2Na2SO4
+Na2SO3
5.4.11
Daftar Pustaka
Gopalo, Rao. Dkk. Outline Chemical of Technology. 1968. Princeton : New Jersey, USA
http://www.wikipedia.org/
(Tanggal 27-03-2011)
http://etd.eprints.ums.ac.id/1604/
(Tanggal 27-03-2011)
http://www.google.com/cumene
(Tanggal 27-03-2011)
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/siti%20latifah%20A_054413/BenZena.Com/5_sifat.htm (Tanggal 27-03-2011)
5.4.12 Lampiran
Fenol
Dari Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas
Fenol
atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan
strukturnya memiliki gugus hidroksil
(-OH) yang berikatan dengan cincin fenil.
Daftar isi |
Ikhtisar
Kata fenol juga merujuk pada
beberapa zat yang memiliki cincin aromatik yang berikatan dengan gugus
hidroksil.
Karakteristik
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol
memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+
dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida
C6H5O− yang dapat dilarutkan dalam air.
Dibandingkan dengan alkohol alifatik
lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol
dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+.
Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti
itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan
oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin
tersebut dan menstabilkan anionnya. [1]
Produksi
Fenol didapatkan melalui oksidasi
sebagian pada benzena atau asam benzoat dengan proses Raschig, Fenol juga
dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batu bara.
Penggunaan
Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang
digunakan Sir Joseph
Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen
utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal
sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi
beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik.
Fenol berfungsi dalam pembuatan
obat-obatan (bagian dari produksi aspirin,
pembasmi rumput liar, dan lainnya.
Fenol yang terkonsentrasi dapat
mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka.
Fenol : a. mengandung gugus
OH, terikat pada sp2-hibrida b. mempunyai titik didih yang tinggi c.
mempunyai rumus molekul C6H6O d. Fenol larut dalam
pelarut organik e. berupa padatan (kristal) yang tidak berwarna f. mempunyai
massa molar 94,110C g. mempunyai titik didih 181,9oC h.
mempunyai titik lebur 40,9oC
Penyuntikan fenol juga pernah
digunakan pada eksekusi mati. Penyuntikan ini sering digunakan pada masa Nazi, Perang Dunia II.
Suntikan fenol diberikan pada ribuan orang di kemah-kemah, terutama di Auschwitz-Birkenau.
Penyuntikan ini dilakukan oleh dokter
secara penyuntikan ke vena
(intravena) di lengan dan jantung. Penyuntikan ke jantung
dapat mengakibatkan kematian langsung. [2]
Asam sulfat
Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak
kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Produksi dunia asam sulfat pada tahun 2001
adalah 165 juta ton, dengan nilai perdagangan seharga US$8 juta. Kegunaan
utamanya termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak.
Asam sulfat
|
|
Asam sulfat
|
|
Nama lain[sembunyikan][sembunyikan]
Minyak vitriol
|
|
Identifikasi
|
|
[7664-93-9]
|
|
WS5600000
|
|
Sifat
|
|
H2SO4
|
|
98,08
g/mol
|
|
Penampilan
|
cairan
bening, tak berwarna, tak berbau
|
1,84 g/cm3,
cair
|
|
tercampur
penuh
|
|
Keasaman (pKa)
|
−3
|
26,7 cP (20 °C)
|
|
Bahaya
|
|
Korosif (C)
|
|
Indeks EU
|
016-020-00-8
|
0
3
2
|
|
R35
|
|
(S1/2), S26, S30, S45
|
|
tak
ternyalakan
|
|
Senyawa terkait
|
|
Asam kuat terkait
|
|
Senyawa
terkait
|
|
Kecuali dinyatakan sebaliknya, data
di atas berlaku
pada temperatur dan tekanan standar (25°C, 100 kPa) |
Daftar isi |
Keberadaan
Asam sulfat murni yang tidak
diencerkan tidak dapat ditemukan secara alami di bumi oleh karena sifatnya yang
higroskopis. Walaupun
demikian, asam sulfat merupakan komponen utama hujan asam, yang terjadi karena oksidasi sulfur dioksida di atmosfer dengan keberadaan air (oksidasi asam sulfit). Sulfur dioksida adalah produk sampingan utama
dari pembakaran bahan bakar seperti batu bara dan minyak yang mengandung sulfur
(belerang).
Asam sulfat terbentuk secara alami
melalui oksidasi mineral sulfida, misalnya besi sulfida. Air yang dihasilkan
dari oksidasi ini sangat asam dan disebut sebagai air asam tambang. Air asam ini mampu melarutkan logam-logam
yang ada dalam bijih sulfida, yang akan menghasilkan uap berwarna cerah yang
beracun. Oksidasi besi sulfida pirit oleh oksigen molekuler menhasilkan besi(II), atau Fe2+:
2 FeS2
+ 7 O2 + 2 H2O → 2 Fe2+ + 4 SO42−
+ 4 H+
Fe2+ dapat kemudian
dioksidasi lebih lanjut menjadi Fe3+:
4 Fe2+
+ O2 + 4 H+ → 4 Fe3+ + 2 H2O
Fe3+ yang dihasilkan
dapat diendapkan sebagai hidroksida:
Fe3+
+ 3 H2O → Fe(OH)3 + 3 H+
Besi(III) atau ion feri juga dapat
mengoksidasi pirit. Ketika oksidasi pirit besi(III) terjadi, proses ini akan
berjalan dengan cepat. Nilai pH yang lebih rendah dari
nol telah terukur pada air asam tambang yang dihasilkan oleh proses ini.
Asam sulfat di luar angkasa
Atmosfer Venus
Asam sulfat diproduksi di atmosfer
bagian atas Venus dari karbon dioksida, sulfur dioksida, dan uap air secara fotokimia oleh cahaya matahari. Foton ultraviolet dengan panjang
gelombang kurang dari 169 nm
dapat mengakibatkan fotodisosiasi karbon dioksida menjadi karbon monoksida dan oksigen atomik.
Oksigen atomik sangatlah reaktif.
Ketika ia bereaksi dengan sulfur dioksida yang merupakan sekelumit bagian dari
atmosfer Venus, sulfur trioksida dihasilkan, dan ketika bergabung dengan
air, akan menghasilkan asam sulfat.
CO2
→ CO + O
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletewahh blognya bagus..
ReplyDeleteTapi bisa tolong dikasih gambar FLOWSHEETnya gak?
secepatnya bakal di posting...
Delete