Istilah
fermentasi diturunkan dari fervere, istilah latin yang berarti
mendidih dan ini digunakan untuk menyebut adanya aktivitas yeast pada ekstrak
buah dan larutan malt serta biji-bijian. Peristiwa pendidihan tersebut terjadi
akibat terbentuknya gelembung CO2 oleh proses gula dalam ekstrak.
Secara biologis fermentasi diartikan sebagai pembentukan energi melalui senyawa
organic, sedangkan aplikasinya dalam dunia industri fermentasi sebagai suatu
proses untuk mengubah bahan dasar menjadi suatu produk oleh massa sel mikroba. Didalam pengertian ini
termasuk juga proses anabolisme pembentukan komponen sel secara aerob (Wibowo,
1990).
Reed
and Nagodawithana (1991)
mengklasifikasikan fermentasi menjadi : fermentasi alkohol karena yeast,
fermentasi asam karena bakteri, fermentasi campuran alkohol atau asam dan
fermentasi fungi. Aplikasi proses fermentasi pada skala industri atau komersial
dikelompokkan menjadi empat macam yaitu :
a. Proses fermentasi untuk memproduksi sel
mikrobia. Termasuk dalam tipe ini adalah
produk Baker’ yeast dan produksi sel tunggal.
b.
Proses fermentasi untuk memproduksi enzim. Termasuk dalam tipe ini adalah
produksi protease, amylase, pektinase dan lain-lain.
c.
Proses fermentasi untuk memproduksi metabolit baik primer maupun sekunder.
Termasuk metabolit primer adalah alkohol, asam sitrat, aseton, butanol, asam
glutamate, lisin, nukleotida, vitamin. Yang termasuk produk sekunder adalah
steroid, antibiotic dan lain sebagainya.
d.
Proses fermentasi untuk memodifikasi senyawa kimia tertentu menjadi produk yang
lebih mempunyai nilai ekonomi. Termasuk dalam tipe ini adalah
anhidrotetrasiklin menjadi tetrasiklin, naftalen menjadi asam salsilat (Wibowo,
1990).
proses fermentasi dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain kadar gula, oksigen, pH, medium, Nitrogen, mineral, suhu dan
tekanan udara.
PRODUK-PRODUK dari
HASIL FERMENTASI
GUM
XANTHAN
. xanthan adalah polisakarida digunakan sebagai aditif makanan dan rheology modifier , Hal ini dihasilkan oleh fermentasi dari glukosa atau sukrosa oleh Xanthomonas campertis bakteri. Bahan baku
yang dibutuhkan untuk pembuatan gum secara mikrobal adalah terdiri dari
D-Glukosa, Sukrosa dan beberapa bentuk karbonhidrat yang dapat digunakan
sebagai substrat tergantung dari hasil yang diinginkan. Protein dan nitrogen
inorganikk adalah sumber nutrient tambahan yang sangat penting untuk efisiensi
produksi gum xanthan , fosfat dan magnesium juga dibutuhkan serta mineral.
A. Mikroba
Konvaks dan Kang
didalam graham (1977) melaporkan bahwa 4 spesies Xannthomonas yang dapat
digunakan untuk memproduksi gum xanthan secra efisiensi adalah X. campertis, X
malvacearum dan X. caroae .
Xanthomonas adalah
salah satu genus famili pseudomonadaceae yang terdiri dari 60 spesies dan 3
spesies tambahan. Spesies –spesies ini kebanyakan hidup sebagai parasit pada
tanaman.
Mikroba yang paling
banyak digunakan dalam pembuatan gum xanthan adalah X. campesiris, karena gum
xanthan yang diproduksi darinya telah menunjukkan karakteristik produk
komersialnya. Xanthomonas campertis
adalah bakteri yang terdapat secra alami , semula diisolasi dari tanaman kubis
dan telah lama diketahui serta dapat menghasilkan kekentalan atau koloni yang
dapat bergetah.
B. Proses pembuatan Gum Xanthan
Pada skala
komersial , gum xanthan diproduksi melalui fermentasi rganic dengan menggunakan
kultur murni X. campestris dalam media fermentasi ,gum xanthan dimurnikan
dengan menggunakan isopropil alkkohol. Kemudian diikuti dengan penggilingan (
graham, 1977). Sedangkan menurut glicksman 1980 kondisi optimal dalam proses
gum memerlukan aerasi tinggi dan suhu constant . Oleh karena itu hasil
fermentasi dengan cara tersebut jauh
lebih banyak dibandingkan produksi secara alami pada tanaman kubis. Kultur X.
Campesins murni, setelah diberi inokulum untuk built up kemudian ditumbuhkan
pada tempat pembiakan dan kemudian menggunakan
fermentor untuk pembikan yang selanjutnya.
Media yang sama terdiri dari karbonhidrat dan beberapa nutrient lain. Nutrient tersebut adalah ion rganic,
buffer fosfat, ion magnesium dan sedikit rgani lain .penurunan Ph
selama fermentasi terjadi karena pembentukan asam rganic sebagai produk
tambahan dan sebagai bagian dari poli sakarida. Jika Ph turun kira-kira 5,0 maka produksi gum
xanthan terhenti sama sekali. Oleh sebab itu dalam fermentasi perlu penambahan
alkali yang berguna untuk mempertahankan Ph pada selang 6- 7,5 dan suhunya
sampai 28 0 C
Diagram alir proses
pembuatan gum xanthan
|
Gambar skema pembuatan Gum Xanthan
Kegunaan
Gum Xanthan
Campuran gum xanthan dan locust bean
gun digunakan untuk stabilasi emulsi pada pembuatan keju . selain itu gum
xanthan juga pada tingkat penggunaan yang tinggi berguna untuk menghilangkan
pulp dan bahan –bahan yang membuat keruh dalam beberapa minuman. Karena
kestabilan terhadap panas yang khas dengan menggabungkan sifat penstabilan
emulsi dan suspending maka gum xanthan dapat digunakan dalam system pengalengan
pangan. Disamping itu karena sifat yang khas gum xanthan dalam industri pangan
yang lai ndapat digunakan dalam pembekuan
pangan dan sebagai bahan pembuat pudding yang baik. Sedangkan penggunaan
dalam industri non pangan adalh sebagai textile print pasie thickener dalam
industri tekstil.
Kegunaan
Gum Xanthan di Industri
o Industri
pertanian: sebagai pencampuran pakan serta sebagai pencampuran, pengual, dan
karir herbisida dan fungisida
o Industri
larmasi: penstabil formulasi krim bahan farmasi
o Industri
Kosmetik: formulasi bahan kosmetik
o
Industri Kimia: pelapis kertas dan tekstil
Fermentasi
Minuman Anggur ( wine)
Anggur
(atau juga populer disebut dalam bahasa inggris: wine) adalah minuman beralkohol yang dibuat dari
sari anggur
jenis Vitis vinitera yang biasanya
hanya tumbuh di area 30 hingga 50 derajat lintang utara dan selatan. Minuman
beralkohol yang dibuat dari sari buah lain yang kadar alkoholnya berkisar di
antara 8% hingga 15% biasanya disebut sebagai wine buah (fruit wine).
Anggur dibuat melalui fermentasi gula yang ada
di dalam buah anggur. Ada beberapa jenis minuman anggur yaitu, Red Wine,
White Wine, Rose Wine, Sparkling Wine, Sweet Wine,
dan Fortified Wine:
Khamir
adalah mikrooorganisme yang melakukan fementasi juice buah menjadi wine. Khamir
yang umum digunakan dalam fermentasi adalah Saccharomyces sp atau saccharomyces
ceriviseae. Khamir ini akan mengubah gula menjadi alkohol dan CO2.
Dalam perombakan ini diperlukan pula nutrien yang mendukung pertumbuhan khamir,
jika tidak tersedia pada bahan baku.
Bahan yang umum dtambahkan adalah amonium fosfat sebagai sumber nitrogen.
A. Peralatan yang digunakan dalam fermentasi anggur
Alat
utama yang dibutuhkan adalah fermentor. Fermentor dapat berukuran besar atau
kecil tergantung kebutuhan. Umumnya fermentor dengan mulut kecil atau dapat
ditutup dan ada saluran tempat keluarnya CO2. Saluran ini diperlukan
karena fermentasi berlangsung secara anaerob dan jika tidak ada saluran
pengeluaran gas, maka gas akan terperangkap di dalam fermentor dan dapat
meningkatkan tekanan sehingga mematikan khamir di dalamnya atau jika wadah
tidak kuat maka isi akan tumpah karena penutup terbuka ada wadah yang pecah.
Fermentor harus mudah dibersihkan dan terhindarkan dari kontaminasi.
Hidrometer
diperlukan jika kita benar-benar akan membuat wine terutama untuk perdagangan
(tapi ingat, saat ini ijin baru untuk membuat minuman beralkohol di Indonesia
sudah tidak ada lagi. Jadi ini hanyalah pengetahuan belaka atau untuk
penelitian). Hidrometer digunakan untuk mengukur berat jenis, potensial gula
dan alkohol).
D.Proses Fermentasi
Fermentasi wine adalah proses dimana juice anggur bersama-sama
dengan bahan yang lain yang diubah secara reaksi biokimia oleh khamir dan
menghasilkan wine. Bahan untuk proses fermentasi adalah gula ditambah khamir yang
akan menghasilkan alkohol dan CO2. CO2 akan dilepaskan
dari campuran wine menuju udara dan alkohol akan tetap tinggal di fermentor.
Jika semua gula buah sudah diubah menjadi alkohol atau alkohol telan mencapai
sekitar 15% biasanya fermentasi telah selesai atau dihentikan. Selama
fermentasi sering ditambahkan nitrogen dan mikro nutrien guna mencegah produksi
gas H2S. Jika gas ini muncul akan menyebabkan bau yang tidak enak.
Selama fermentasi, cairan yang dihasilkan disebut “must”. Guna
mencegah tumbuhnya bakteri pada must maka dilakukan pengadukan. Must mulai
bergelembung pada jam ke 8 – 20. Tahap awal proses fermentasi ini pada red wine
adalah 5 – 10 hari, white wine 10 – 15 hari. Setelah tahap awal ini dilanjutkan
tahap kedua.
Dalam tahap kedua fermentasi, wine dipindahkan ke fermentor yang
tidak boleh adanya oksigen masuk. Pada tahap ini akan dihasilkan alkohol dalam
kadar yang lebih tinggi. Jika proses fermentasi telah selesai, maka
dilakukan proses penjernihan. Dalam proses penjernihan umumnya ditambahan
tanin. Tanin akan membantu pembentukan flavor. Proses penambahan tanin ini
disbut aging karena setelah ditambahkan wine dibiarkan beberapa lama (dapat
sampai berbulan-bulan). Tanin umumnya ditambahkan pada pembuatan red wine. Red
wine dibuat dari anggur hitam dan kulitnya tidak dipisahkan dalam proses
pembuatanya. Tanin terdapat pada kulit buah, tangkai dan biji.
No comments:
Post a Comment