Saturday 23 June 2012

neraca massa cumene (isopropil benzene)


BAB III
SENYAWA KIMIA DARI C3

3.3  INDUSTRI ISOPROPIL BENZENE (CUMENE)
3.3.1 PENDAHULUAN
Cumene adalah nama umum untuk isopropylbenzene, sebuah senyawa organik yang yang termasuk golongan C3. Senyawa ini pertama kali digunakan sebagai zat tambahan untuk menaikkan nilai oktan minyak mentah dan bahan bakar. Cumene adalah cairan tak berwarna yang mudah terbakar yang memiliki titik didih 152 ° C. Hampir semua cumene yang dihasilkan sebagai senyawa murni pada skala industri dikonversikan ke cumene hidroperoksida, yang merupakan sintesis antara dalam industri lain penting bahan kimia seperti fenol dan aseton.
Cumene produksi komersial dilaksanakan melalui katalitik alkylation dari benzena, dengan penambahan Propylene. Solid phosphoric acid (SPA) didukung pada alumina juga dapat digunakan sebagai katalisator, dan ini adalah kasus sebelum pertengahan tahun 1990-an ketika zeolit katalis berbasis teknik membuat komersial lainnya mubazir.
Cumene merupakan nama trivial dari isopropil benzene dengan nama IUPAC (1-methylethyl) benzena. Cumene juga meiliki nama lain 2-phenylpropane. Cumene merupakan senyawa yang digunakan untuk mengembangkan fenol dan aseton dari benzena dan propilena.

3.3.2        KLASIFIKASI PROSES
Reaksi alkilasi antara propilena – propana dan benzene dengan menggunakan katalis phosphat.




3.3.3        DATA KUANTITATIF
a.       Basis : 1 ton cumene ( > 99,5 % kemurnian, 94 % yield berdasarkan propylene )
Benzene                :           0,76 ton
Propylene              :           0,41 ton
Produk samping    :           polyisopropyl benzene, didominasikan oleh diisopropyl benzene
b.      Kapasitas alat        :           30-175 ton/hari

3.3.4        SIFAT FISIK DAN KIMIA BAHAN BAKU DAN PRODUK
3. 3.4.1 Bahan Baku
a.        Proylene – propane

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/22/Propene-2D-flat.png/100px-Propene-2D-flat.png


C=CC C = CC
Rumus molekul                               C 3 H 6
Massa molar                                    42.08 g/mol
Penampilan                                     gas tak berwarna
Density                                           1.81 kg/m 3 , gas (1.013 bar, 15°C)
613,9 kg / m 3, cair
Titik lebur                                       − 185.2 °C (88.0 K)
Titik didih                                       − 47.6 °C (225.5 K)
Kelarutan dalam air                        0.61 g/m 3 (? °C)
Viscosity                                         8.34 µPa·s pada 16.7 °C






Sifat kimia cumene
Sifat kimia yang khas dari propilen adalah satu ikatan rangkap dan atom hidrogen pada rumus bangun propilen seperti tampak pada gambar :

H           H
           
C  = C

H           H
Atom karbon nomor 1 dan 2 mempunyai bentuk trianguler planar seperti yang terdapat pada etilen. Atom-atom ini tidak bebas berotasi karena adanya ikatan rangkap tadi. Atom karbon nomor 3 adalah tetrahedral, seperti pada metana. Atom-atom hidrogen yang terikat pada atom karbon ini adalah hidrogen asiklis ikatan rangkap yang ada pada propilen terdiri dari satu ikatan sigma (σ) yang terbentuk dari
overlapping dua orbital sp2 dan satu ikatan phi (π) yang terbentuk
diatas dan dibawah ruang antar dua karbon dengan sisi dua orbital p ikatan phi (π) bertanggung jawab untuk beberapa reaksi dengan senyawa ini. Ikatanπ berperan sebagai sumber elektron untuk reaksi elektrofilik.
Contoh sederhana adalah reaksi adisi dan hidrogen atau suatu halogen.
CH3CH = CH2+ H2                                      CH3CH2CH3
CH3CH = CH2 + Cl2                                       CH3CHClCH2Cl
Beberapa reaksi propilen diantaranya adalah :
1. Alkilasi
Reaksi alkalisi terhadap benzena oleh propilen dengan adanya
katalis AlCl3 akan menghasilkan suatu alkil benzena.
Reaksi :                       AlCl3
C6H6+ C3H6                                                 C6H6CH(CH3)2
2. Khlorinasi
Alkil klorida dapat dibuat dengan cara khlorinasi dan non katalitik terhadap propilen fase gas pada suhu 500oC dalam reaktor adiabatik. Prinsip reaksi ini terdiri dari substitusi sebuah atom khlorinasi terhadap atom hidrogen pada propilen.
Reaksi :

Cl2 + CH2CHCH3                               CH2CHCH2Cl + HCL
Reaksi.
Propena menyerupai alkena lain yang mengalami reaksi adisi relatif mudah pada suhu kamar. Kelemahan relatif dari ikatan rangkap (yang kurang kuat dari dua ikatan tunggal) menjelaskan kecenderungan untuk bereaksi dengan zat yang dapat mencapai transformasi ini. reaksi alkena meliputi:
1) polimerisasi,
2) oksidasi,
3) halogenasi dan hydrohalogenation,
4) alkilIasi,
5) hidrasi,
6) oligomerisasi,

b.        Benzene
Gambar
C6H6
78,1121 g/mol
Penampilan
Cairan tak berwarna
0,8786 g/mL, zat cair
5,5 °C (278,6 K)
80,1 °C (353,2 K)
Kelarutan dalam air
0,8 g/L (25 °C)
0,652 cP pada 20 °C
0 D
Sifat kimia benzene
·         Bersifat karsinogenik (racun)
·        Merupakan senyawa nonpolar
·        Tidak begitu reakitf, tetapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga
·        Lebih mudah mengalami reaksi subtitusi dari pada adisi

3.4.4.2  Produk
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/87/Cumene-2D-skeletal.png/80px-Cumene-2D-skeletal.pnghttp://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/57/Cumene-3D-balls.png/100px-Cumene-3D-balls.pnga.Cumene







C 9 H 12
120,19 g mol -1
Penampilan
cairan tak berwarna
0,862 g cm -3, cairan
-96 ° C (177 K)
152 ° C (425 K)
Kelarutan dalam air
larut
0,777 cP pada 21 ° C

Sifat kimia cumene
·         Bersifat karsinogenik (racun)
·        Merupakan senyawa nonpolar
·        Tidak begitu reakitf, tetapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga
·        Lebih mudah mengalami reaksi subtitusi dari pada adisi


b.DIISOPROPILBENZENE
Titik lebur                     - 63 °C
Titik didih                     203 ° C (476 K)
Density                         0,8549 g / cm3 pada 25 ° C
Tekanan uap                 52,4 Pa pada suhu 25 ° C
Kelarutan air                 72,0 ug / L pada 25 ° C

SIFAT KIMIA DIISOPROPIL BENZENA
·         Bersifat karsinogenik (racun)
·        Merupakan senyawa nonpolar
·        Tidak begitu reakitf, tetapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga
·        Lebih mudah mengalami reaksi subtitusi dari pada adisi

3.3.5        REAKSI YANG TERJADI
Reaksi utama
C6H6      +            CH3CH = CH2       à      C6H5C3H7          ∆H=-23,76 kkal
          Benzene               Propilen                            Isopropyl benzene
Reaksi samping
C6H6      +            n CH3CH = CH2             à              C6H6-n(C3H7)n
                                                                                       Polyalkyl benzene

C6H6      +            2CH3CH = CH2              à              C6H4[CH(CH3)2]2
                                                                                       Di-isopropylbenzene

3.3.6 URAIAN PROSES
Propilen – propane dan benzene dipompakan pada tekanan 25 atm kemudian masuk kedalam preheater untuk pemanasan awal.  umpan  menuju reaktor fix bed bertingkat, pada bagian atas reactor. Di  reaktor terdapat tingkatan dimana setiap tingkat disemprot dengan propana sebagai pendingin dengan tujuan agar temperatur tetap terjaga pada 250OC dan tiap tingkatan itu terdapat katalis H3PO4.
Hasil dikeluarkan dari bagian bawah reaktor adalah cumene serta propane, polialkil benzene yang didominasi oleh diisopropil benzene dan benzene yang tidak bereaksi. Hasil melewati HE untuk didinginkan sehingga suhunya turun lalu dialirkan ke menara distilasi depropanizer. Pada menara depropanizer ini terdapat boiler pada bagian bawah untuk pemanasan. Propane memiliki titik didih yang lebih rendah dibandingkan dengan komponen-komponen lain menguap naik keatas menuju top produk berupa uap yang akan terkondensasi pada kondenser lalu keluar menuju reaktor sebagai propane dingin dan direcycle kembali ke dalam reaktor.
Pada bagian bawah depropanizer, produk yang dihasilkan adalah cumene, polialkil benzene dan benzene yang akan dipanaskan kembali oleh reboiler dan dialirkan menuju menara destilasi benzene kolom. Di dalam menara ini terjadi pemisah antara cumene, polialkil benzene dan benzene. Benzene terlebih dulu menguap akan keluar menuju top lalu terkondensasi dan direcycle kembali ke proses awal umpan.
Cumene dan polialkil benzene bersama dengan sedikit benzene yang tidak teruapkan keluar menuju kolom destilasi cumene. Pada kolom ini terjadi pemisahan lagi. Cumene (isopropil benzene) yang menguap akan mengalami kondensasi dan keluar sebagai produk. Sedangkan pada bagian bottom dihasilkan produk samping yang menyertai proses berupa poli-alkilbenzene yang didominasi oleh di-isopropil benzene.

3.3.7        FLOWSHEET (Lihat Gambar 3.3.1 industri cumene)


3.3.8        KEGUNAAN
Cumene (isopropil benzene) memiliki beberapa kegunaan, yaitu :
-       Sebagai bahan pencampuran bensin pesawat tebang ( avgas )
-       Bahan kimia pelarut dalam pembuatan lak ban.
-       Umpan dan senyawa penting dalam produksi fenol dan aseton
-       Zat tambahan untuk menaikkan nilai oktan minyak mentah dan bahan bakar.

3.3.9        FUNGSI ALAT
-     Pompa                     : untuk mengalirkan fluida dengan tekanan 25 atm menuju reaktor
-     Heat exchanger       : untuk pemanasan awal pada umpan dan meenurunkan suhu hasil keluaran reaktor.
-     Reboiler                  : mengubah fase zat dari cairan menjadi gas pada bagian bawah depropanizer, kolom benzene, dan kolom cumene.
-     Kondenser              : mengubah fase zat dari gas menjadi cairan pada bagian atas depropanizer, kolom benzene, dan kolom cumene.
-     Packed bed staged reaktor             : reaktor berpacking tingkat yang berisi katalis H3PO4 untuk mereaksikan propylen – propane dengan benzene.
-     Depropanizer          : menara pemisah, sejenis menara distilasi yang berfungsi untuk memisahkan propane dari cumene dan benzene.
-     Benzene column : menara pemisah, sejenis menara distilasi yang berfungsi untuk memisahkan benzene dari cumene.
-     Cumene column : menara pemisah, sejenis menara distilasi yang berfungsi untuk memisahkan cumene dari produk sampingnya (di-isopropil benzene) dan mendapatkan  cumene (isopropyl benzene) murni.




3.3.10 KESIMPULAN
Dari presentasi yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa :
Cumene (isopropil benzene) adalah senyawa kimia golongan C3 yang memiliki rumus C 9 H 12 .
Proses pembuatan cumene ini menggunakan reaksi alkilasi yang berlangsung pada reaktor bertingkat jenis fixed bed multitube dengan kondisi dengan katalis asam phosphat.
Senyawa ini berperan penting dalam proses pembuatan fenol dan aseton serta dapat meningkatkan nilai oktan pada bahan bakar.
Cumene diproduksi dengan menggunakan bahan baku propilen-propana dan benzena yang dipompakan ke reaktor bed isisan bertingkat (pick bed staged reaktor) dimana reaksi dibantu dengan katalis H3PO4.selanjutnya hasil dari reaktor mengalami proses destilasi pada deopropinizer, benzena kolom, serta cumene kolom untuk pemisahan cumene, benzena serta propana. Sehingga didapat produk berupa cumene dengan produk samoing polialkilbenzena yang didominasi oleh diisopropil benzene.
Reaksi kimia yang terjadi dalam pembuatan cumene sebagai berikut :
Reaksi utama
C6H6    +          CH3CH = CH2                à                    C6H5C3H7
Benzene             Propilen                                Isopropyl benzene
Reaksi samping
C6H6    +          n CH3CH = CH2         à        C6H6-n(C3H7)n
                                                                        Polyalkyl benzene

C6H6    +          2CH3CH = CH2          à        C6H4[CH(CH3)2]2
                                                                        Diisopropylbenzene













3.3.11    DAFTAR PUSTAKA
Gopalo, Rao. Dkk. Outline Chemical of Technology. 1968. Princeton : New Jersey, USA
http://www.wikipedia.org/ (Tanggal 27-03-2011)
http://www.google.com/cumene (Tanggal 27-03-2011)






















No comments:

Post a Comment