Bahan
toksin (racun) merupakan bahan kimia yang dalam jumlah relative sedikit, dapat
menyebabkan bahaya bagi kesehatan atau jiwa manusia. Dalam teknik kimia
terdapat beberapa senyawa yang memiliki sifat toksik atau racun apabila masuk
kedalam tubuh manusia salah satu contohnya arsen yang dapat menyebabkan
terganggunya saraf, ginjal dan darah, iritasi dan kanker. Oleh karena itu masuknya
toksik kedalam tubuh harus dapat dicegah salah satunya dengan mengkonsumsi
senyawa antioksidan seperti susu. Masuknya toksik atau bahan kimia sendiri
kedalam tubuh melalui beberapa jalan antara lain:
a.
Melalui
mulut atau tertelan
Hal
ini jarang terjadi kecuali apabila terdapat esalahn dalam memipet dengan mulut
atau makan dan minum di dalam laboratorium
b.
Melalui
kulit
Zat-zat
seperti aniline, nitrobenzene fenol,
atau asam sianida mudah terserap ke dalam kulit. Mekanisme pada proses
ini diduga ada hubungannya dengan kelarutan lemak pada kulit
c.
Melalui
pernafasan
Gas, debu, dan
uap mudah terserap melalui pernafasan. Keracunan melalui saluran pernafasan
merupakan sebagian besar (90%) dari kasus keracunan yang terjadi. Gas-gas
seperti sulfur dioksida (SO2) dan klor (Cl2) dapat
memberikan efek setempat pada jalan pernafasan. Namun gas-gas tersebut seperti
HCN dan H2S yang terserap melalui pernafasan akan segera masuk ke
dalam darah dan terdistribusi ke seluruh tubuh.
Jika
tubuh yang berinteraksi dengan bahan kimia toksis fungsi biologisnya akan
terganggu. Gangguan toksin (racun) dari bahan kimia terhadap tubuh
berbeda-beda. Contoh karbon tetraklorida (CCl4) dan benzene dapat
menimbulkan kerusakkan pada hati, metil isosianat dapat menyebabkan kebutaan
dan kematian, senyawa merkuri (raksa) dapat menimbulkan kanker. Akibat gangguan
tersebut sangat bergantung pada kondisi kesehatan. Para pengguna laboratorium
harus senantiasa menjaga kesehatan dan mengkonsumsi makanan bergizi dengan
demikian diharapkan tubuh dapat menganalisa.
Efek
akut dan kronis
Efek
kronis bagi tubuh manusia dibagi 2 yaitu akut dan kronis. Efek akut adalah
pengaruh sejumlah tertentu yang akibatnya dapat dilihat atau dirasakan atau
dalam waktu singkat. Contoh keracunan fenol yang dapat menyebabkan diare
sedangkan keracunan gas CO dapat menimbulkan hilangnya kesadaran atau kematian.
Kronis adalah suatu akibat keracunan bahan-bahan kimia dalam dosis kecil tetapi
terus-menerus dan efeknya bru terasa dalam jangka waktu yang cukup lama
(minggu, bulan, dan tahun). Menghirup gas benzena atau senyawa karbon
terklorinasi dalam keadaan/ kadar rendah tetapi terus-menerus akan menimbulkan
penyakit Hati setelah beberapa tahun. Uap timbal dalam waktu yang cukup lama
diketahui dapat menimbulkan kerusakkan dalam darah. Efek kronis biasanya
mendapatkan perhatian tetapi sikap seperti ini tidak dapat dibenarkan.
Ukuran
toksisitas
Toksistas bahan kimia terutama sangat
diperlukan untuk diketahui oleh para pekerja laboratorium karena lingkup
kerjanya mengandung resiko yang cukup besar. Dengan demikian perlu diketahui
derajat bahan-bahan kimia yang digunakan. Dari hasil penelitian telah diketahui
derajat bahaya beberapa bahan kimia:
NO
|
Tingkat toksisitas
|
Kemungkinan LD50 untuk
manusia
|
Golongan senyawa
|
LD50 untuk tikus (mg/kg)
|
1
|
Tidak toksis
|
5 gr/kg
|
Propilon glikol
|
26000
|
2
|
Sedikit toksis
|
5-15 g/kg
|
Asam sorbat
|
7400
|
3
|
Toksis sedang
|
0,5-5 g/kg
|
Isopropanol
|
5800
|
4
|
Toksis
|
50-500 mg/kg
|
Hidrokuinan
|
320
|
5
|
Sangat toksis
|
5-50 mg/kg
|
Timbale arsenat
|
100
|
6
|
Super toksis
|
5 mg/kg
|
nikotin
|
50
|
Catatan : LD50 : leithal 50
yaitu dosis yang memberikan respon berupa kematian terhadap 50% binatang percobaan
Untuk
efek kronis ukuran toksisitas yang dipakai menggunakan istilah nilai ambang
batas (NAB. Nilai tersebur didasarkan pada konsentrasi zat yang dihirup selama
8 jam / hari selama 5 hari/minggu tanpa menimbulkan gangguan kesehatan yang
berarti. Secara umum dapat dikatakan bahwa bahan-bahan kimia dengan nialai
ambang batas rendah lebih toksis disbanding bahan kimia yang memiliki nilai
ambang batas tinggi. nilai ambang batas tidak selalu menunjukkan sifat bahaya
suatu bahan kimia. NaCN dan HCN mempunyai nilai ambang batas batas yang sama
karena efek toksisnya berasal dari sianida namun, HCN memiliki sifat bahaya
lebih besar dari pada NaCN karena mudah terhirup.
No
|
Nama bahan kimia
|
NAB (ppm)
|
No
|
Nama bahan kimia
|
NAB (ppm)
|
1
|
Air raksa
|
-
|
21
|
CO2
|
1000
|
2
|
Aminiak
|
25
|
22
|
CS2
|
10
|
3
|
Aniline
|
2
|
23
|
CO2
|
50
|
4
|
Asam bromide
|
3[
|
24
|
CCl4
|
5
|
5
|
Asam klorida
|
5
|
25
|
Asam formiat
|
5
|
6
|
Asam florida
|
3[
|
26
|
Asam nitrat
|
2
|
7
|
Aseton
|
750
|
27
|
Asam sianida
|
10[
|
8
|
Benzene
|
10
|
28
|
Asam sulfat
|
-
|
9
|
Benzilklorida
|
1
|
29
|
Asam sulfide
|
10
|
10
|
Brom
|
0,1
|
30
|
Astes
|
-
|
11
|
DDT
|
-
|
31
|
Klor
|
1
|
12
|
Dioksana
|
25
|
32
|
Kloroform
|
10
|
13
|
Etil asetat
|
400
|
33
|
Nitrobenzene
|
1
|
14
|
Etil ester
|
400
|
34
|
NO2
|
3
|
15
|
Fenol
|
5
|
35
|
SO2
|
12
|
16
|
Flour
|
1
|
36
|
O3
|
0,1
|
17
|
Formaldehida
|
1
|
37
|
Tetraetiltimbal
|
-
|
18
|
Heksana
|
100
|
38
|
Timbale
|
-
|
19
|
Iodine
|
0,1[
|
39
|
Vinilklorida
|
5
|
20
|
Cadmium
|
-
|
40
|
metanol
|
200
|
[=
batas konsentrasi tertinggi dalam udara tempat kerja
Menghadapi
ketidaktemuan dalam menghadapi toksisitas bahan kimia, diharapkan semua pekerja
di laboratorium selalu meningkatkan kewaspadaan. Apabila ada kemungkinan bahan
yang dipakai menimbulkan pencemaran udara kerja. Sebaiknya percobaan dilakukan
lemari asam. Harus diperhatikan bahwa laboratorium memiliki ventilasi yang baik
dan tidak lemah. Makanan dan minum dihindarkan, dan selalu melindungi diri
dengan menggunakan alat pelindung semerti masker sarung tangan dan kacamata
safety.
No comments:
Post a Comment