Thursday 4 October 2012

Toksin dan tingkat toksisitas


Bahan toksin (racun) merupakan bahan kimia yang dalam jumlah relative sedikit, dapat menyebabkan bahaya bagi kesehatan atau jiwa manusia. Dalam teknik kimia terdapat beberapa senyawa yang memiliki sifat toksik atau racun apabila masuk kedalam tubuh manusia salah satu contohnya arsen yang dapat menyebabkan terganggunya saraf, ginjal dan darah, iritasi dan kanker. Oleh karena itu masuknya toksik kedalam tubuh harus dapat dicegah salah satunya dengan mengkonsumsi senyawa antioksidan seperti susu. Masuknya toksik atau bahan kimia sendiri kedalam tubuh melalui beberapa jalan antara lain:

a.       Melalui mulut atau tertelan
Hal ini jarang terjadi kecuali apabila terdapat esalahn dalam memipet dengan mulut atau makan dan minum di dalam laboratorium
b.      Melalui kulit
Zat-zat seperti aniline, nitrobenzene fenol,  atau asam sianida mudah terserap ke dalam kulit. Mekanisme pada proses ini diduga ada hubungannya dengan kelarutan lemak pada kulit
c.       Melalui pernafasan
Gas, debu, dan uap mudah terserap melalui pernafasan. Keracunan melalui saluran pernafasan merupakan sebagian besar (90%) dari kasus keracunan yang terjadi. Gas-gas seperti sulfur dioksida (SO2) dan klor (Cl2) dapat memberikan efek setempat pada jalan pernafasan. Namun gas-gas tersebut seperti HCN dan H2S yang terserap melalui pernafasan akan segera masuk ke dalam darah dan terdistribusi ke seluruh tubuh.

Jika tubuh yang berinteraksi dengan bahan kimia toksis fungsi biologisnya akan terganggu. Gangguan toksin (racun) dari bahan kimia terhadap tubuh berbeda-beda. Contoh karbon tetraklorida (CCl4) dan benzene dapat menimbulkan kerusakkan pada hati, metil isosianat dapat menyebabkan kebutaan dan kematian, senyawa merkuri (raksa) dapat menimbulkan kanker. Akibat gangguan tersebut sangat bergantung pada kondisi kesehatan. Para pengguna laboratorium harus senantiasa menjaga kesehatan dan mengkonsumsi makanan bergizi dengan demikian diharapkan tubuh dapat menganalisa.

Efek akut dan kronis
Efek kronis bagi tubuh manusia dibagi 2 yaitu akut dan kronis. Efek akut adalah pengaruh sejumlah tertentu yang akibatnya dapat dilihat atau dirasakan atau dalam waktu singkat. Contoh keracunan fenol yang dapat menyebabkan diare sedangkan keracunan gas CO dapat menimbulkan hilangnya kesadaran atau kematian. Kronis adalah suatu akibat keracunan bahan-bahan kimia dalam dosis kecil tetapi terus-menerus dan efeknya bru terasa dalam jangka waktu yang cukup lama (minggu, bulan, dan tahun). Menghirup gas benzena atau senyawa karbon terklorinasi dalam keadaan/ kadar rendah tetapi terus-menerus akan menimbulkan penyakit Hati setelah beberapa tahun. Uap timbal dalam waktu yang cukup lama diketahui dapat menimbulkan kerusakkan dalam darah. Efek kronis biasanya mendapatkan perhatian tetapi sikap seperti ini tidak dapat dibenarkan.

Ukuran toksisitas
 Toksistas bahan kimia terutama sangat diperlukan untuk diketahui oleh para pekerja laboratorium karena lingkup kerjanya mengandung resiko yang cukup besar. Dengan demikian perlu diketahui derajat bahan-bahan kimia yang digunakan. Dari hasil penelitian telah diketahui derajat bahaya beberapa bahan kimia:

NO
Tingkat toksisitas
Kemungkinan LD50 untuk manusia
Golongan senyawa
LD50 untuk tikus (mg/kg)
1
Tidak toksis
5 gr/kg
Propilon glikol
26000
2
Sedikit toksis
5-15 g/kg
Asam sorbat
7400
3
Toksis sedang
0,5-5 g/kg
Isopropanol
5800
4
Toksis
50-500 mg/kg
Hidrokuinan
320
5
Sangat toksis
5-50 mg/kg
Timbale arsenat
100
6
Super toksis
5 mg/kg
nikotin
50
Catatan : LD50 : leithal 50 yaitu dosis yang memberikan respon berupa kematian terhadap 50%   binatang percobaan

Untuk efek kronis ukuran toksisitas yang dipakai menggunakan istilah nilai ambang batas (NAB. Nilai tersebur didasarkan pada konsentrasi zat yang dihirup selama 8 jam / hari selama 5 hari/minggu tanpa menimbulkan gangguan kesehatan yang berarti. Secara umum dapat dikatakan bahwa bahan-bahan kimia dengan nialai ambang batas rendah lebih toksis disbanding bahan kimia yang memiliki nilai ambang batas tinggi. nilai ambang batas tidak selalu menunjukkan sifat bahaya suatu bahan kimia. NaCN dan HCN mempunyai nilai ambang batas batas yang sama karena efek toksisnya berasal dari sianida namun, HCN memiliki sifat bahaya lebih besar dari pada NaCN karena mudah terhirup.

No
Nama bahan kimia
NAB (ppm)
No
Nama bahan kimia
NAB (ppm)
1
Air raksa
-
21
CO2
1000
2
Aminiak
25
22
CS2
10
3
Aniline
2
23
CO2
50
4
Asam bromide
3[
24
CCl4
5
5
Asam klorida
5
25
Asam formiat
5
6
Asam florida
3[
26
Asam nitrat
2
7
Aseton
750
27
Asam sianida
10[
8
Benzene
10
28
Asam sulfat
-
9
Benzilklorida
1
29
Asam sulfide
10
10
Brom
0,1
30
Astes
-
11
DDT
-
31
Klor
1
12
Dioksana
25
32
Kloroform
10
13
Etil asetat
400
33
Nitrobenzene
1
14
Etil ester
400
34
NO2
3
15
Fenol
5
35
SO2
12
16
Flour
1
36
O3
0,1
17
Formaldehida
1
37
Tetraetiltimbal
-
18
Heksana
100
38
Timbale
-
19
Iodine
0,1[
39
Vinilklorida
5
20
Cadmium
-
40
metanol
200
[= batas konsentrasi tertinggi dalam udara tempat kerja

Menghadapi ketidaktemuan dalam menghadapi toksisitas bahan kimia, diharapkan semua pekerja di laboratorium selalu meningkatkan kewaspadaan. Apabila ada kemungkinan bahan yang dipakai menimbulkan pencemaran udara kerja. Sebaiknya percobaan dilakukan lemari asam. Harus diperhatikan bahwa laboratorium memiliki ventilasi yang baik dan tidak lemah. Makanan dan minum dihindarkan, dan selalu melindungi diri dengan menggunakan alat pelindung semerti masker sarung tangan dan kacamata safety.

No comments:

Post a Comment